Jakarta, IDN Times - Demam mobil listrik sedang mewabah di dunia otomotif. Berbagai produsen mobil terkenal pun berlomba-lomba merancang dan mengembangkan kendaraan ramah lingkungan terbaiknya.
Banyak dari produsen otomotif beranggapan jika mobil listrik punya keunggulan dibandingkan mobil bensin. Namun sebagian produsen otomotif yang masih memproduksi mobil bensin tentu punya alasan tersendiri.
Untuk itu, simak perbedaan mobil listrik dan mobil bensin berikut ini.
Perbedaan yang paling mendasar diantara keduanya adalah sumber tenaganya. Mobil dengan mesin konvensional mendapatkan tenaga dari bensin yang disimpan di dalam tangki bahan bakar. Bensin yang berada dalam tangki bahan bakar dialirkan menggunakan serangkaian pipa yang disebut sebagai fuel system.
Sedangkan untuk mobil listrik mendapatkan tenaga dari listrik yang disimpan di dalam baterai mobil tersebut. Baterai setiap mobil punya kapasitas yang berbeda, tergantung spesifikasi dari mobil tersebut.
Mobil dengan mesin konvensional menghasilkan tenaga dari proses pembakaran campuran udara dengan bahan bakar yang terjadi di dalam ruang bakar atau combustion chamber. Pembakaran yang terjadi ini melibatkan piston untuk bergerak naik-turun yang kemudian dikonversi menjadi gerakan memutar oleh crankshaft. Kemudian, putaran dari crankshaft ini ditransfer ke roda penggerak mobil melalui sistem transmisi.
Sedangkan untuk mobil listrik sendiri, tenaga dihasilkan dari listrik DC dari baterai yang diubah menjadi AC-3 Fase oleh inverter. Dari AC-3 Fase ini kemudian digunakan untuk menggerakan motor listrik untuk memutar roda mobil. Jadi, proses dalam menghasilkan tenaga jauh lebih sederhana pada mobil listrik.
Karena mengalami proses pembakaran untuk bisa menghasilkan putaran, mobil bensin menghasilkan emisi gas buang yang dikeluarkan melalui knalpot. Sedangkan untuk mobil listrik sendiri tidak terjadi proses pembakaran, sehingga tidak mengeluarkan emisi. Maka dari itu, mobil listrik juga dikenal sebagai mobil ramah lingkungan, karena tidak menghasilkan gas karbon yang bisa berdampak buruk bagi alam.