Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kebiasaan Pengemudi yang Membuat Transmisi Matic Cepat Rusak

ilustrasi transmisi mobil
ilustrasi transmisi mobil (mitsubishi-motors.co.id)
Intinya sih...
  • Sering menahan rem saat tanpa menurunkan tuas ke N
  • Menginjak pedal gas secara mendadak
  • Tidak memanaskan mesin secara wajar sebelum berkendara
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Transmisi matic dikenal praktis dan menyenangkan untuk digunakan, terlebih di kemacetan yang panjang. Namun, banyak pengemudi yang belum memahami cara berkendara yang ramah terhadap sistem transmisi otomatis. Akibatnya, komponen di dalam gearbox cepat aus hingga akhirnya memerlukan perbaikan besar yang menguras tabungan. Perlu diingat, transmisi matic punya karakter khusus yang gak boleh diabaikan.

Kebiasaan kecil sering dianggap sepele, padahal bisa memperpendek umur transmisi kendaraan. Perilaku berkendara yang salah bisa membuat perpindahan gigi menjadi kasar, hentakan terasa semakin kuat, hingga muncul bau gosong pada oli transmisi. Yuk mulai memperhatikan cara berkendara lebih baik supaya kendaraan bertahan lebih lama dan berkendara makin nyaman setiap hari.

1. Sering menahan rem saat tanpa menurunkan tuas ke N

ilustrasi transmisi mobil matic
ilustrasi transmisi mobil matic (pexels.com/Laura Paredis)

Saat berhenti di lampu merah atau antrean panjang, masih banyak pengemudi hanya menekan rem tanpa memindahkan tuas ke posisi N. Kebiasaan ini seolah tidak mengganggu karena kendaraan tetap diam dan terasa praktis. Padahal, tekanan pada kopling otomatis tetap bekerja dan menciptakan panas yang berlebihan dalam transmisi.

Semakin sering tekanan tersebut terjadi, semakin cepat kampas kopling otomatis mengalami keausan. Hal ini membuat perpindahan gigi jadi gak mulus dan potensi kerusakan besar semakin meningkat. Kadi ketika kendaraan berhenti cukup lama, pindahkan tuas ke N agar mekanisme internal transmisi bisa beristirahat dan lebih awet.

2. Menginjak pedal gas secara mendadak

ilustrasi mengemudi mobil
ilustrasi mengemudi mobil (pexels.com/Borys Zaitsev)

Akselerasi spontan memang terasa seru, apalagi saat hendak menyalip kendaraan lain. Namun, kebiasaan menginjak gas terlalu agresif memaksa transmisi bekerja ekstra keras untuk menyesuaikan rasio gigi secara cepat. Tekanan ini menambah beban pada torque converter serta mempercepat keausan komponen.

Jika dilakukan terus-menerus, perpindahan gigi dapat menjadi tidak stabil dan respons transmisi terasa telat. Selain itu, konsumsi bahan bakar juga melonjak sehingga pengeluaran bertambah. Cobalah mengemudi lebih halus supaya kenyamanan tetap terjaga serta menjaga transmisi awet dalam waktu panjang.

3. Tidak memanaskan mesin secara wajar sebelum berkendara

ilustrasi mengemudi mobil
ilustrasi mengemudi mobil (unsplash.com/HamZa NOUASRIA)

Sebagian orang menganggap transmisi matic sudah langsung siap melaju begitu mesin menyala. Padahal oli transmisi membutuhkan waktu untuk bersirkulasi secara sempurna. Jika kendaraan langsung dipacu, pelumasan belum sempurna dan gesekan meningkat di dalam sistem transmisi.

Memanaskan mesin sebentar juga membantu sistem hidrolik transmisi mencapai tekanan ideal. Dengan begitu, perpindahan gigi terasa lebih halus dan komponen internal bekerja dalam kondisi optimal. Cukup menunggu sejenak sebelum berkendara agar transmisi punya waktu mempersiapkan diri menghadapi perjalanan.

4. Tetap menginjak gas ketika menanjak dan tuas belum tepat

ilustrasi mobil di jalan menanjak
ilustrasi mobil di jalan menanjak (pexels.com/Erik Mclean)

Ketika menghadapi tanjakan, sebagian pengemudi memilih mengandalkan pedal gas tanpa memperhatikan posisi tuas. Hal ini menyebabkan transmisi kesulitan menyalurkan tenaga yang tepat. Akhirnya, komponen transmisi bekerja terlalu keras dan overheat terjadi lebih cepat.

Sudah seharusnya saat melewati tanjakan yang curam, tuas dipindahkan ke posisi yang sesuai seperti D2 atau L tergantung tipe kendaraan. Dengan begitu, torsi dapat tersalurkan lebih optimal dan beban transmisi berkurang. Ketenangan berkendara juga lebih terjaga dan transmisi tetap sehat.

5. Jarang mengganti oli transmisi

ilustrasi servis mobil
ilustrasi servis mobil (pexels.com/Artem Podrez)

Banyak pemilik kendaraan hanya fokus pada oli mesin dan malah melupakan oli transmisi. Padahal, cairan pelumas ini punya peran besar dalam menjaga suhu dan melumasi seluruh komponen transmisi. Jika kualitas oli menurun, perpindahan gigi akan terasa kasar dan risiko kerusakan meningkat pesat.

Mengabaikan jadwal penggantian oli juga bisa menyebabkan munculnya endapan yang mengganggu aliran pelumasan. Transmisi bisa mengalami slip, overheating, hingga kerusakan total. Jangan sampai kendaraan terpaksa masuk bengkel karena keterlambatan perawatan yang sebenarnya mudah dilakukan.

Menjaga transmisi matic tetap awet bukan hal yang sulit asalkan kebiasaan berkendara diperhatikan. Setiap tindakan kecil punya dampak besar bagi kenyamanan dan ketahanan kendaraan. Yuk rawat transmisi dengan benar supaya perjalanan selalu menyenangkan dan bebas masalah!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us

Latest in Automotive

See More

Mobil Listrik Imut Changan Lumin Dibanderol Rp178 Juta, Ini Spesifikasinya

23 Nov 2025, 20:05 WIBAutomotive