Kelemahan Mobil Injeksi, Sensor Mudah Rusak

Saat ini hampir semua mobil terbaru telah menggunakan sistem pembakaran injeksi. Sebab sistem ini dianggap lebih presisi dan karenanya lebih irit bahan bakar dibandingkan sistem pembakaran dengan karburator.
Meski begitu ada beberapa kekurangan dalam sistem pembakaran dengan injeksi. Nah, berikut beberapa kelemahan sistem injeksi yang perlu kamu ketahui.
1. Sistem injeksi lebih rumit

Sistem injeksi bahan bakar jauh lebih kompleks dan lebih rumit dibandingkan sistem pembakaran dengan karburator. Sebab banyak komponen elektrik yang terlibat dalam sistem pembakaran injeksi, mulai dari injektor, sensor oksigen, hingga electronic control unit (ECU).
Karena banyak komponen elektronik yang terlibat, perawatan sistem pembakaran dengan injektor juga pasti lebih sulit dan karenanya biayanya juga lebih mahal. Kabar baiknya, sistem pembakaran dengan injektor lebih stabil dan tidak membutuhkan perawatan khusus.
2. Suku cadang mahal

Karena sangat bergantung pada komponen elektronik, maka sistem injeksi sebenarnya cukup rentan. Misalnya salah satu komponen, seperti sensor, bermasalah, maka keseluruhan sistem pembakaran akan terganggu. Kalau sudah begitu, mobil bisa mogok atau sulit dihidupkan.
Sensor antara lain berfungsi mengatur proses pembakaran dan pengiriman bahan bakar. Masalahnya sensor-sensor ini rentan terpapar kotoran, korosi, atau gangguan elektrik yang bisa menyebabkan masalah seperti penurunan performa mesin. Dan harga sensor-sensor tersebut tidak murah.
3. Sensitif terhadap bahan bakar

Persoalan lain sistem injeksi adalah sensitifitasnya yang sangat tinggi terhadap bahan bakar. Sistem ini akan bermasalah jika disuplai bahan bakar yang tidak berkualitas. Berbagai masalah akan muncul, seperti injektor yang tersumbat kotoran. Kalau sudah begitu, peforma masin akan terganggu.
Karena itu, kalau mobilmu sudah menggunakan sistem pembakaran injeksi, sangat disarankan menggunakan bensin berkualitas atau bensin yang sesuai dengan spesikasi mobil.