Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Api yang Membakar Mobil Listrik Sulit Dipadamkan?

Ilustrasi mobil terbakar (Pexels/Styves Exantus)

Mobil listrik memang menawarkan banyak kelebihan dibandingkan mobil berbahan bakar bensin. Tapi ada satu hal yang mengerikan dari mobil listrik, yakni sulit dipadamkan jika terbakar. Sebab mobil listrik menggunakan baterai lithium-ion yang memiliki karakteristik unik yang menyebabkan api lebih sulit dikendalikan.

Selain itu, potensi kebakaran ulang dan reaksi kimia di dalam baterai menambah tantangan dalam penanganannya. Berikut adalah faktor-faktor utama yang membuat kebakaran mobil listrik sulit dipadamkan.

1. Karakteristik baterai lithium-Ion

Ilustrasi baterai mobil listrik (byd.com)

Baterai lithium-ion, yang menjadi sumber tenaga mobil listrik, menyimpan energi dalam jumlah besar. Jika terjadi kerusakan, seperti kebocoran, korsleting, atau dampak fisik, baterai dapat memicu reaksi termal berantai yang dikenal sebagai thermal runaway. Dalam proses ini, suhu meningkat secara eksponensial, melepaskan energi panas yang cukup untuk menyalakan bahan mudah terbakar di sekitar baterai.

Lebih rumit lagi, baterai lithium-ion mengandung elektrolit cair yang mudah terbakar. Jika terbakar, bahan ini menghasilkan api yang intens dan sulit dipadamkan dengan air biasa. Bahkan setelah api terlihat padam, baterai dapat memicu kembali kebakaran akibat reaksi kimia internal.

2. Sulitnya memadamkan api yang membakar mobil listrik

Ilustrasi mobil terbakar (Pexels/Pixabay)

Salah satu tantangan utama dalam memadamkan kebakaran mobil listrik adalah panas tinggi yang dihasilkan baterai. Api dari baterai lithium-ion dapat mencapai suhu ribuan derajat Celsius, yang membuat bahan pemadam standar kurang efektif.

Penggunaan air dalam jumlah besar sering kali diperlukan untuk mendinginkan baterai, tetapi ini hanya dapat memperlambat penyebaran panas tanpa menghentikan reaksi kimia sepenuhnya. 

3. Gas beracun

Ilustrasi mobil terbakar (Pexels/David Henry)

Selain itu, kebakaran mobil listrik sering kali berlangsung lebih lama dibandingkan kendaraan berbahan bakar fosil. Pemadam kebakaran harus berhati-hati saat menangani baterai, karena risiko ledakan dan pelepasan gas beracun dapat membahayakan keselamatan mereka. Proses pendinginan baterai yang terbakar dapat memakan waktu berjam-jam, dan kendaraan mungkin perlu direndam dalam air untuk memastikan api benar-benar padam.

Setelah api padam, risiko kebakaran ulang menjadi tantangan serius. Baterai lithium-ion yang rusak dapat kembali memanas jika ada sisa energi di dalam selnya. Selain itu, kebakaran baterai menghasilkan gas beracun seperti hidrogen fluorida, yang dapat berbahaya bagi lingkungan dan manusia. Gas ini sering kali tidak terlihat, tetapi dapat menyebabkan kerusakan serius pada saluran pernapasan jika terhirup.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us