ilustrasi pembalap Mercedes di Formula 1 (pexels.com/Botond Dobozi)
Beberapa insiden besar pada masa lalu menjadi alasan kuat mengapa pengisian bahan bakar di F1 dilarang. Salah satu yang paling dikenal terjadi pada Grand Prix Jerman 1994, ketika Jos Verstappen mengalami kebakaran hebat di pit stop. Selang bahan bakar bocor dan percikan api menyambar cairan yang tumpah. Kejadian itu menyebabkan api menyelimuti mobil dan beberapa kru. Meskipun tidak ada korban jiwa, banyak kru mengalami luka bakar serius.
Insiden lain yang juga dramatis terjadi di GP Singapura 2008 saat Felipe Massa masih memimpin balapan. Ketika lampu pit menyala terlalu cepat, Massa melaju dengan selang bahan bakar masih terpasang di mobilnya. Selang tersebut terlepas paksa, menciptakan kekacauan di pit lane dan membuang waktu berharga. Akibatnya, ia kehilangan posisi dan peluang untuk menang.
Contoh lain terjadi di GP Brasil 2003, ketika mobil salah satu tim terbakar saat pengisian bahan bakar di tengah hujan deras. Meskipun api berhasil dipadamkan dengan cepat, insiden ini memperlihatkan betapa rentannya sistem pengisian di bawah tekanan.
Risiko keselamatan semacam ini tak bisa diabaikan meskipun teknologi F1 sangat maju. Karena itu, FIA menetapkan larangan permanen terhadap pengisian bahan bakar saat balapan.
Itulah alasan kenapa pengisian bahan bakar dilarang di F1. FIA telah membuktikan bahwa dengan satu kebijakan teknis, olahraga ini bisa menjadi lebih aman.