Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret F1 GP Monaco (unsplash.com/@duometre_)
ilustrasi F1 GP Monaco (unsplash.com/@duometre_)

Dalam dunia balap Formula 1, setiap detik dianggap berharga. Tak hanya itu, tiap keputusan teknis yang diambil juga punya implikasi besar, baik bagi kendaraan maupun pembalapanya. Salah satu kebijakan besar yang mulai diberlakukan sejak musim F1 2010 adalah larangan pengisian bahan bakar saat balapan berlangsung.

Aturan ini bukan tanpa alasan. Ada dua pertimbangan utama yang melatarbelakangi FIA membuat keputusan ini. Sebenarnya kenapa pengisian bahan bakar di F1 dilarang? Berikut pembahasannya.

1. Keselamatan pembalap dan kru jadi prioritas

Balapan Formula 1 bisa dibilang sebagai ajang dengan risiko tinggi. Pasalnya mobil melaju dengan kecepatan lebih dari 300 km/jam dan setiap prosedur teknis harus dilakukan dengan presisi tinggi dalam waktu singkat.

Salah satu titik paling berbahaya adalah pit stop alias momen di mana mobil berhenti sejenak untuk mengganti ban. Dulu, titik ini juga dimanfaatkan untuk mengisi bahan bakar. Namun, kini tidak lagi karena dinilai terlalu berbahaya.

Lebih jelasnya, pengisian bahan bakar dalam tekanan tinggi dan suhu ekstrem menjadikan aktivitas ini rentan terhadap kebakaran dan ledakan. Apalagi bahan bakar F1 adalah campuran kimia yang sangat mudah terbakar. Tak cuma itu, sistem pengisian cepat yang menggunakan pompa bertekanan tinggi untuk menyuntikkan bahan bakar dalam hitungan detik juga berpotensi mempertinggi bahayanya. Kesalahan kecil saja, seperti bocornya selang, percikan api, atau kurang rapatnya konektor, bisa berujung malapetaka.

Tak hanya pembalap yang terancam, kru tim di pit lane juga berada dalam risiko besar. Jika muncul api, mereka bisa terluka karena kobaran langsung atau bahkan ledakan. Untuk itu, FIA mengambil langkah tegas, yakni melarang pengisian bahan bakar. Tindakan ini dilakukan demi menghilangkan satu elemen berbahaya dari pit stop dan memperkecil peluang terjadinya insiden.

2. Mengurangi biaya operasional tim

Di balik kecepatan dan kemewahan dunia F1, terdapat realita keuangan yang tak kalah keras. Setiap musim, tim-tim F1 menghabiskan ratusan juta dolar untuk riset, pengembangan, transportasi, dan operasional. Salah satu komponen yang memakan biaya besar sebelum 2010 adalah sistem pengisian bahan bakar.

Peralatan pengisian bahan bakar di F1 tidak murah. Sistem ini terdiri dari perangkat berteknologi tinggi. Selain peralatan, tim juga harus mengangkut seluruh sistem ini ke setiap sirkuit di berbagai belahan dunia, termasuk melakukan kalibrasi ulang dan pengujian keamanan berulang kali. Biaya logistik, pengangkutan, dan pemeliharaan perangkat ini menjadi beban tersendiri, terutama bagi tim-tim papan tengah dan bawah.

Dengan penghapusan pengisian bahan bakar, tim cukup membawa tangki penuh sejak awal balapan, tanpa perlu sistem tambahan. Langkah ini berhasil mengurangi pengeluaran sekaligus membantu menciptakan kompetisi yang lebih seimbang.

Apakah pernah ada insiden terkait bahan bakar di F1?

ilustrasi pembalap Mercedes di Formula 1 (pexels.com/Botond Dobozi)

Beberapa insiden besar pada masa lalu menjadi alasan kuat mengapa pengisian bahan bakar di F1 dilarang. Salah satu yang paling dikenal terjadi pada Grand Prix Jerman 1994, ketika Jos Verstappen mengalami kebakaran hebat di pit stop. Selang bahan bakar bocor dan percikan api menyambar cairan yang tumpah. Kejadian itu menyebabkan api menyelimuti mobil dan beberapa kru. Meskipun tidak ada korban jiwa, banyak kru mengalami luka bakar serius.

Insiden lain yang juga dramatis terjadi di GP Singapura 2008 saat Felipe Massa masih memimpin balapan. Ketika lampu pit menyala terlalu cepat, Massa melaju dengan selang bahan bakar masih terpasang di mobilnya. Selang tersebut terlepas paksa, menciptakan kekacauan di pit lane dan membuang waktu berharga. Akibatnya, ia kehilangan posisi dan peluang untuk menang.

Contoh lain terjadi di GP Brasil 2003, ketika mobil salah satu tim terbakar saat pengisian bahan bakar di tengah hujan deras. Meskipun api berhasil dipadamkan dengan cepat, insiden ini memperlihatkan betapa rentannya sistem pengisian di bawah tekanan.

Risiko keselamatan semacam ini tak bisa diabaikan meskipun teknologi F1 sangat maju. Karena itu, FIA menetapkan larangan permanen terhadap pengisian bahan bakar saat balapan.

Itulah alasan kenapa pengisian bahan bakar dilarang di F1. FIA telah membuktikan bahwa dengan satu kebijakan teknis, olahraga ini bisa menjadi lebih aman.

Editorial Team