Kenapa Transmisi DCT Tidak Cocok untuk Pemakaian Harian?

Saat ini mobil dengan transmisi Dual Clutch Transmission (DCT) semakin banyak bermunculan. Salah satu alasan kenapa pabrikan menyematkan sistem transmisi DCT ke produk mereka adalah performa. Yup, transmisi DCT memang menawarkan performa yang jauh lebih tinggi dibandingkan sistem transmisi lainnya.
Hanya saja sistem transmisi DCT memiliki kekurangan, yakni tidak begitu cocok untuk dipakai harian, terutama di jalanan yang rawat macet. Berikut beberapa alasan kenapa sistem transmisi DCT tidak cocok untuk harian yang harus kamu ketahui.
1. Cara kerja transmisi DCT

Transmisi DCT menggabungkan fitur transmisi manual dan otomatis dengan dua kopling yang bekerja secara bergantian untuk memindahkan gigi. Satu kopling menangani gigi ganjil (1, 3, 5, dst.), sementara kopling lainnya menangani gigi genap (2, 4, 6, dst.).
Sistem dengan dua kopling ini memungkinkan perpindahan gigi berlangsung sangat cepat dan mulus tanpa jeda tenaga, sehingga menghasilkan akselerasi yang optimal. Itu sebabnya transmisi jenis ini banyak digunakan di mobil sport.
Namun, teknologi ini memiliki karakteristik yang membuatnya kurang ideal untuk kebutuhan berkendara sehari-hari di jalanan perkotaan.
2. Alasan DCT tidak cocok untuk pemakaian harian

Sistem kopling ganda dirancang untuk bekerja optimal pada kecepatan tinggi, sehingga perpindahan gigi pada kondisi stop-and-go bisa terasa kurang halus. Hal ini dapat mengurangi kenyamanan pengemudi dan menyebabkan pengalaman berkendara yang kurang menyenangkan. Pada banyak kasus, sistem DCT membuat mobil terasa tersendat-sendat saat terjebak di kemacetan.
Selain itu, transmisi DCT lebih rentan mengalami kerusakan jika tidak dirawat dengan baik, terutama pada bagian kopling ganda yang bekerja terus-menerus. Biaya penggantian atau perbaikan komponen DCT, seperti kopling atau modul kontrol, jauh lebih mahal dibandingkan transmisi otomatis konvensional. Untuk pengguna harian yang mengutamakan efisiensi biaya, hal ini menjadi kelemahan yang signifikan.
Kelemahan terbesar pada sistem transmisi DCT adalah kecenderungan sistem kopling untuk menjadi panas (overheat) saat digunakan dalam situasi lalu lintas macet. Pada kecepatan rendah, kopling DCT terus bekerja untuk menjaga keseimbangan antara tenaga mesin dan roda. Jika dibiarkan terlalu lama, ini dapat mempengaruhi kinerja transmisi dan memperpendek umur kopling.
3. Sistem transmisi yang cocok untuk harian

Sehingga, bisa dibilang kalau sistem transmisi DCT memang kurang kurang nyaman untuk dipakai harian, terutama di jalanan yang selalu diwarnai dengan kemacetan. Tapi kalau kamu lebih sering berkendara di jalan tol yang lancar, sistem satu ini cocok banget buatmu.
Sementara untuk kamu yang lebih sering terjebak macet sehingga harus berkendara secara stop and go, sistem transmisi yang tepat adalah CVT (Continuous Variable Transmission). Transmisi jenis ini menawarkan keunggulan signifikan dalam menghadapi kemacetan, terutama di wilayah perkotaan.
Sebab sistem CVT bekerja tanpa gigi, sehingga mampu menyesuaikan rasio transmisi secara otomatis dan mulus sesuai kebutuhan. Selain itu, CVT juga lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar pada kecepatan rendah yang sering terjadi di kemacetan. Dengan kemampuan untuk menjaga mesin tetap bekerja pada putaran optimal, CVT membantu mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi.
Kombinasi kenyamanan dan efisiensi ini menjadikan transmisi CVT pilihan ideal bagi pengguna kendaraan yang sering menghadapi lalu lintas padat.