Honda Motor dan Nissan Motor, dua produsen otomotif asal Jepang, akan merampungkan pembicaraan merger mereka pada Juni 2025. Merger ini akan membuat keduanya menjadi produsen mobil terbesar ketiga di dunia setelah Toyota Motor dan Volkswagen AG.
Merger ini antara lain bertujuan untuk mempercepat akselerasi kendaraan listrik (EV) yang saat ini dipimpin oleh pabrikan China, seperti BYD. Bahkan penjualan BYD pernah mengalahkan Tesla pada 2023.
Merger antara Honda dan Nissan kabarnya akan menghasilkan sebuah perusahaan induk bersama, dengan Mitsubishi Motors di dalamnya. Sebab Mitsubishi sebelumnya telah bermitra dengan Nissan.
Perusahaan induk ini dirancang untuk mengintegrasikan operasi ketiga produsen mobil tersebut, memungkinkan mereka berbagi biaya pengembangan, produksi, dan distribusi. Dengan begitu, daya saing mereka akan meningkat secara drastis.
Kyodo News melaporkan mayoritas direktur perusahaan induk ini akan diisi dari Honda, termasuk presiden perusahaan. Sebab Honda adalah penggerak utama dalam aliansi baru ini.
Honda dan Nissan, saat merger nanti, akan lebih serius menggarap pasar mobil listrik. Sebab keduanya sudah memulai melakukan studi kelayakan mengenai kolaborasi strategis di bidang produksi EV dan teknologi perangkat lunak pada Maret 2024.
Merger antara Honda, Nissan, serta Mitsubishi dipercaya akan menciptakan sinergi dalam pengembangan kendaraan listrik untuk memperluas pangsa pasar global mereka. Dengan berbagi komponen dan teknologi, ketiga perusahaan ini dapat mengurangi biaya produksi, meningkatkan efisiensi, dan mempercepat peluncuran produk baru.
Keputusan untuk memperkuat kehadiran di segmen EV juga sejalan dengan tren global menuju mobilitas ramah lingkungan. Aliansi ini berpotensi menjadi katalis dalam memajukan transisi ke kendaraan listrik, terutama di kawasan Asia dan pasar negara berkembang.
Merger Honda, Nissan, dan Mitsubishi cukup mengejutkan. Sebab ketiganya sama-sama produsen otomotif raksasa asal Jepang. Apalagi penjualan gabungan dari ketiga perusahaan ini mencapai sekitar 8 juta kendaraan per tahun. Sehingga aliansi ketiga brand ini ini berpotensi mengubah peta persaingan industri.
Ketiganya juga diprediksi akan memberikan perlawanan yang kuat terhadap serangan produsen China yang dalam beberapa tahun terakhir sangat agresif di pasar mobil listrik global. BYD bahkan mengalahkan penjualan Tesla sepanjang 2023 lalu.