Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mitos Seputar Mobil Matik yang Telah Terpatahkan

Ilustrasi mesin mobil (tiresplus.com)
Ilustrasi mesin mobil (tiresplus.com)

Banyak mitos yang membayangin kehadiran mobil matik, mulai dari boros, perawatan rumit, gak kuat nanjak, hingga akselerasinya yang lemot. Tapi seiring perkembangan teknologi yang begitu pesat di dunia otomotif, satu per satu mitos tersebut runtuh.

Kini mobil matik justru mendominasi jalanan sementara mobil bertransmisi manual perlahan mulai tersisih dari persaingan. Nah, berikut beberapa mitos seputar mobil matik yang telah terpatahkan.

1. Mobil matik boros bahan bakar

Ilustrasi mesin mobil diesel (lakecityautocare.com)
Ilustrasi mesin mobil diesel (lakecityautocare.com)

Pada awal kemunculannya, mobil matik sering dianggap boros bahan bakar. Saat itu teknologi mobil matik memang tidak secanggih sekarang, membuat konsumsi bahan bakar menjadi kurang efisien sehingga boros.

Namun saat ini mobil-mobil matik telah dibekali teknologi pembakaran injeksi dengan berbagai sensor dan ECU yang membuat konsumsi bahan bakar menjadi sangat efisien dan irit. Saat ini mobil-mobil Multi Purpose Vehicle (MPV) matik rata-rata mengonsumsi bahan bakar 1:12 atau satu liter untuk 12 kilometer. Cukup irit, kan? 

Bahkan dibadingkan mobil bertransmisi manual, mobil matik dengan teknologi injeksi bisa lebih irit. Sebab, pada mobil matik, putaran mesin, pengabutan bahan bakar, hingga akselerasi telah terkomputerisasi sehingga semua bekerja secara efisien.

Sementara pada mobil manual konsumsi bahan bakar sangat tergantung pada pengemudi. Jika pengemudi sering bermain di putaran mesin atas, maka konsumsi bahan bakar bisa lebih boros dibandingkan mobil matik. 

2. Mobil matik kurang bertenaga

Ilustrasi oversteer dan understeer (evo.co.u)
Ilustrasi oversteer dan understeer (evo.co.u)

Mobil matik pernah dianggap kurang bertenaga. Ini karena sistem transmisi matik saat itu masih cukup sederhana. Karena itu biasanya pabrikan menaikan kubikasi mesin untuk menutupi kelemahan pada sistem transmisi.

Tapi kini teknologi sudah berkembang sedemikian pesat sehingga tramisi matik pun mengalami peningkatan performa yang cukup mengejutkan. Teknologi Continuously Variable Transmission (CVT) yang kini banyak diadopsi mobil-mobil matik, akselerasi tidak hanya meningkat secara signifikan, tapi kenyamanan berkendara juga jauh lebih baik dibandingkan mobil manual.

3. Perawatan mobi matik lebih mahal

Ilustrasi mesin mobil diesel (autotrainingcentre.com)
Ilustrasi mesin mobil diesel (autotrainingcentre.com)

Mitos mengakutkan lainnya seputar mobil matik adalah perawatannya yang rumit dan biaya perbaikannya yang mahal. Mitos ini perlahan mulai terpatahkan seiring dengan semakin sadarnya masyarakat dalam perawatan mobil.

Selama mobil matik dirawat dengan benar dan sesuai dengan anjuran pabrikan, dipastikan mobil tersebut akan awet seawet mobil manual. Hanya saja, biaya perbaikan transmisi matik memang lebih mahal dibandingkan transmisi manual.

Perbaikan transmisi matik konvensional misalnya, biayanya bisa mencapai Rp10 juta. Harga perbaikan transmisi matik CVT bisa jauh lebih mahal. Sementara harga perbaikan tranmisi manual bisa tiga kali lebih murah dari biaya perbaikan transmisi matik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us