Mobil Diesel Bisa Lebih Boros dari Mobil Bensin, Ini Sebabnya

Banyak pengemudi kerap mengira mobil diesel selalu lebih hemat, meski praktik di jalan sering berkata lain. Ada situasi tertentu yang membuat konsumsi solar justru lebih tinggi dari ekspektasi, terutama saat mobil dipakai dalam rutinitas harian.
Kenyataan ini tak pelak membuat banyak pemilik diesel bertanya-tanya soal penyebabnya. Artikel ini akan membahas secara rinci semua penyebab utama mengapa mobil diesel bisa menjadi lebih boros daripada mobil bensin.
1. Penggunaan harian di perkotaan mudah membuat konsumsi BBM melonjak

Mesin diesel dirancang bekerja optimal pada suhu yang lebih tinggi dibanding mesin bensin, sehingga butuh waktu lebih lama untuk mencapai kondisi ideal. Perjalanan pendek di kota membuat suhu kerja ini tidak pernah tercapai dan pembakaran menjadi kurang sempurna. Alhasil konsumsi solar meningkat meskipun mobil terasa normal digunakan.
Saat kamu sering terjebak kemacetan, mesin diesel terus bekerja pada kondisi yang belum sepenuhnya efisien. Pola stop and go membuat proses pembakaran kehilangan kestabilannya sehingga mesin harus menyuplai bahan bakar lebih banyak. Tak pelak situasi ini menjadikan diesel terlihat lebih boros ketimbang mesin bensin dalam penggunaan harian.
Mobil bensin justru lebih fleksibel di rute perkotaan karena lebih cepat mencapai suhu kerja ideal. Mesin bensin juga lebih responsif dalam situasi akselerasi pendek yang sering terjadi di jalan padat. Perbedaan karakter ini membuat bensin cenderung lebih hemat saat digunakan untuk komuter harian yang serba macet.
2. Perawatan yang tidak teratur dapat memicu borosnya konsumsi solar

Mesin diesel sangat sensitif terhadap kondisi komponen seperti filter udara, filter solar, dan injektor. Ketika filter mulai kotor, suplai udara dan bahan bakar menjadi tidak ideal dan pembakaran pun tidak sempurna. Alhasil konsumsi solar merangkak naik meskipun mobil terlihat masih normal.
Injektor yang mulai bermasalah juga menurunkan efisiensi karena semburan bahan bakar tidak lagi presisi. Gejalanya biasanya berupa tarikan berat atau suara mesin yang lebih kasar dari sebelumnya. Perawatan rutin terbilang penting karena sedikit kelalaian saja mampu menghilangkan efisiensi yang selama ini menjadi daya tarik mobil diesel.
3. Gaya mengemudi yang agresif juga mempengaruhi efisiensi

Torsi besar pada mesin diesel sering menggoda pengemudi untuk menekan pedal gas lebih dalam. Akselerasi mendadak membuat mesin bekerja lebih keras dan penggunaan bahan bakar melonjak. Nyatanya gaya berkendara agresif dapat membuat diesel sama borosnya dengan mobil bensin.
Menjaga kecepatan tetap stabil dan menghindari pengereman mendadak bisa membantu konsumsi bahan bakar tetap efisien. Mesin diesel bekerja optimal ketika putaran rendah dan halus, bukan ketika dipaksa berakselerasi berulang kali. Jadi, kebiasaan mengemudi yang lebih santai dapat mengembalikan karakter irit yang selama ini jadi alasan memilih mobil diesel.
Realitanya, efisiensi mobil diesel sangat bergantung pada cara kamu memakainya sehari‑hari. Ada banyak faktor kecil yang bisa membuat konsumsi solar melompat tanpa kamu sadari. Pada akhirnya, memahami karakter mesinnya membantu kamu menikmati keunggulan diesel tanpa terkecoh oleh anggapan irit semata.


















