Mobil Sering Terjebak Macet, Transmisi Matik Lebih Cepat Rusak?

- Kemacetan mempengaruhi transmisi matik karena proses stop-start membuat komponen bekerja lebih keras, meningkatkan suhu dan keausan pada kopling dan torque converter.
- Kerusakan transmisi matik disebabkan oleh kualitas oli, pengemudi yang tidak sesuai, dan kurangnya pemeliharaan rutin serta cara pengemudian yang salah.
- Perawatan transmisi matik dapat dilakukan dengan memeriksa oli transmisi, menjaga sistem pendingin mesin, mengemudi dengan halus, dan melakukan servis secara berkala sesuai anjuran pabrik.
Transmisi matik kini lebih banyak dipilih pengendara, terutama di kota-kota besar yang sering menghadapi kemacetan. Sebab mobil dengan transmisi matik menawarkan kenyamanan lebih karena pengemudi tidak perlu repot memindahkan gigi secara manual.
Namun, sering muncul pertanyaan mengenai seberapa lama transmisi matik dapat bertahan, terutama ketika mobil sering terjebak macet. Banyak yang beranggapan bahwa sering macet bisa mempercepat kerusakan transmisi matik. Lantas, benarkah anggapan ini?
1. Mengapa kemacetan dapat mempengaruhi transmisi matik?

Transmisi matik bekerja secara otomatis dengan menggunakan sistem hidrolik untuk mengalirkan daya dari mesin ke roda. Sistem ini memungkinkan mobil untuk bergerak tanpa harus mengoperasikan kopling secara manual. Namun, dalam kondisi kemacetan, transmisi matik bekerja lebih keras karena pengemudi harus berhenti dan melaju berulang kali.
Proses stop-start ini membuat komponen transmisi seperti kopling dan torque converter lebih sering bekerja, yang dapat menyebabkan peningkatan suhu dan keausan pada komponen transmisi. Suhu tinggi merupakan salah satu faktor utama yang bisa merusak transmisi matik.
Ketika mobil terjebak macet, sistem transmisi tidak mendapatkan cukup aliran udara untuk mendinginkan oli transmisi. Oli transmisi yang terpanas bisa kehilangan kemampuannya dalam melumasi bagian-bagian transmisi, yang berujung pada keausan komponen seperti kopling dan gigi transmisi. Seiring waktu, kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan permanen pada transmisi.
2. Faktor penyebab kerusakan transmisi matik

Kerusakan transmisi matik tidak hanya disebabkan oleh kemacetan. Ada beberapa faktor lain yang berperan, seperti kualitas oli transmisi yang digunakan, pengemudian yang tidak sesuai, serta kurangnya pemeliharaan rutin. Oli transmisi yang sudah usang atau kotor bisa menyebabkan komponen dalam transmisi bekerja tidak efisien, mempercepat proses keausan, dan meningkatkan risiko kerusakan.
Selain itu, penggunaan mobil yang tidak teratur atau kebiasaan mengemudi dengan cara yang tidak ramah terhadap transmisi matik, seperti terlalu sering akselerasi mendadak, juga bisa memperburuk kondisi transmisi. Oleh karena itu, meskipun kemacetan bisa meningkatkan stres pada transmisi, penyebab utama kerusakan transmisi adalah kombinasi dari kurangnya perawatan, kualitas oli yang buruk, dan cara pengemudian yang salah.
3. Tips merawat transmisi matik

Nah, untuk memastikan transmisi matik tetap dalam kondisi baik meskipun sering terjebak macet, ada beberapa tips perawatan yang bisa dilakukan, seperti pastikan oli transmisi dalam kondisi baik dan sesuai dengan spesifikasi kendaraan. Oli transmisi yang kotor atau kurang jumlahnya dapat menyebabkan gesekan berlebih dan mempercepat kerusakan.
Selain itu, jika sering terjebak kemacetan, pastikan sistem pendingin mesin berfungsi dengan baik untuk mencegah suhu mesin dan transmisi terlalu tinggi. Jangan juga menggeber gas secara mendadak atau memaksa transmisi bekerja keras di saat kemacetan. Mengemudi dengan halus dan sabar dapat membantu mengurangi beban pada transmisi.
Melakukan servis secara berkala sesuai dengan anjuran pabrik, termasuk pengecekan sistem transmisi, juga akan membuat usia transmisi matik lebih panjang.