Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pabrikan Otomotif AS Ikut Terimbas Tarif Dagang Trump

Chevrolet Captiva (lifepal)
Chevrolet Captiva (lifepal)
Intinya sih...
  • Ketegangan dagang AS-China mempengaruhi GM dan Ford
  • GM bergantung 40% penjualan global pada China, Ford memiliki ketergantungan yang lebih moderat
  • Tarif impor Trump berdampak pada rantai pasok suku cadang otomotif dari China ke AS
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China terus memanas, terutama setelah pemerintah AS di bawah Donald Trump memberlakukan tarif tambahan untuk produk impor, termasuk mobil dan komponen otomotif.

Dua raksasa otomotif AS, yakni General Motors (GM) dan Ford, jadi pihak yang paling terdampak. Sebab, ketergantungan mereka terhadap China bukan hanya soal penjualan, tapi juga produksi hingga rantai pasokan suku cadang. Lantas bagaimana nasib mereka setelah tarif impor diberlakukan?

1. GM sangat bergantung pada pasar China

Chevrolet Sparks (chevrolet.co.id)
Chevrolet Sparks (chevrolet.co.id)

Di antara dua pabrikan besar ini, GM adalah yang paling bergantung pada China. Bahkan, dalam beberapa tahun terakhir, lebih dari 40 persen penjualan global GM berasal dari China. Angka ini melebihi penjualan mereka di kampung halamannya sendiri, Amerika Serikat.

GM bekerja sama dengan perusahaan lokal seperti SAIC dan Wuling lewat skema joint venture. Beberapa model seperti Wuling Hongguang Mini EV bahkan menjadi salah satu mobil listrik paling laris di pasar Tiongkok.

Pabrik-pabrik GM di China tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal, tapi juga menyumbang pemasukan besar bagi GM secara keseluruhan. Oleh karena itu, jika ketegangan dagang semakin meningkat dan berdampak pada pembatasan aktivitas bisnis di China, GM bisa kehilangan pasar terbesar mereka.

2. Ford juga ikut terdampak

Mobil Ford (Pexels/Julissa Helmuth)
Mobil Ford (Pexels/Julissa Helmuth)

Berbeda dengan GM, Ford memiliki ketergantungan yang lebih moderat terhadap China, terutama dalam hal penjualan. Beberapa tahun lalu, Ford sempat mencetak angka penjualan sekitar 1 juta unit per tahun di China, namun sejak 2017, angka itu terus menurun.

Meski begitu, Ford hingga kini masih mempertahankan kehadiran mereka di China lewat kerja sama dengan Changan dan JMC (Jiangling Motors Corporation), namun pangsa pasar mereka lebih kecil dibanding GM.

Namun Ford terkena dampak tarif impor yang diberlakikan Trump. Dampak tersebut bisa dilihat dari sisi rantai pasok. Banyak suku cadang penting untuk mobil mereka yang dipasok dari China, termasuk komponen elektronik, baterai untuk kendaraan listrik, dan komponen mekanis lainnya.

Jika tarif tambahan terus berlaku atau ekspor dari China terganggu, biaya produksi Ford dipastikan bakal membengkak dan ini tentu aja akan memengaruhi harga jual mobil mereka secara global.

3. Suku cadang jadi kuncian China

Ilustrasi pabrik mobil (mitsubishi-motors.co.id)
Ilustrasi pabrik mobil (mitsubishi-motors.co.id)

Baik GM maupun Ford, keduanya sama-sama bergantung pada China sebagai pusat produksi suku cadang otomotif. Banyak bagian penting kendaraan seperti semikonduktor, sistem kelistrikan, baterai EV, dan komponen interior yang diproduksi di China atau melalui jaringan pemasok yang terhubung dengan Tiongkok. Bahkan mobil-mobil yang dirakit di Amerika pun tak luput dari penggunaan komponen impor dari China.

Krisis rantai pasok selama pandemi COVID-19 dan krisis chip global menjadi bukti nyata betapa rapuhnya ketergantungan ini. Tarif dagang baru dari Trump hanya akan memperparah kondisi tersebut jika tidak diimbangi dengan kebijakan penguatan industri dalam negeri.

Sehingga, meskipun GM dan Ford adalah merek asli Amerika, hubungan mereka dengan China sangat erat. Jika tarif dagang terus diberlakukan tanpa solusi jangka panjang, bukan hanya konsumen yang akan merasakan kenaikan harga, tapi stabilitas bisnis dua raksasa otomotif ini pun bisa terguncang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us