Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Akibat Perang Dagang, Tesla Setop Jual Model S dan X di China

Ilustrasi Tesla (tesla.com)
Intinya sih...
  • Tesla menghentikan penjualan Model S dan Model X di China terkait tingginya tarif impor dari Amerika Serikat
  • Pemerintah China memberlakukan tarif bea masuk sebesar 125 persen sebagai respon terhadap kebijakan Presiden AS saat itu, Donald Trump
  • Keputusan Tesla tidak berdampak besar karena Model S dan X bukan bintang utama, sementara Model 3 dan Y diproduksi lokal menjadi tulang punggung bisnis Tesla di China

Tesla secara mengejutkan dikabarkan menghentikan penjualan dua model mobil listriknya, yaitu Model S dan Model X, di pasar China. Keputusan ini, seperti disampaikan Bloomberg dan dikutip dalam siaran Engadget pada Sabtu 13 April 2025, diduga terkait perang datang antara Amerika Serikat dengan China yang semakin memanas dalam beberapa hari terakhir.

Kira-kira keputusan Tesla menghentikan penjualan Model S dan Model X di China akan berdampak serius terhadap kinerja perusahaan milik Elon Musk gak, ya? 

1. Efek tarif impor tinggi

Ilustrasi pengisian daya listrik Tesla (Pexels/Enes Haciabbasoglu)

Alasan utama Tesla menghentikan penjualan Model S dan X di China adalah tingginya tarif impor. Sebab kedua mobil ini diimpor langsung dari Amerika Serikat, sehingga otomatis terkena tarif bea masuk sebesar 125 persen yang diberlakukan pemerintah China. Bayangkan saja, harga mobilnya bisa naik dua kali lipat hanya karena bea masuk!

Tarif ini bukan tanpa sebab. Pemerintah China memberlakukan tarif tinggi sebagai respon terhadap kebijakan Presiden AS saat itu, Donald Trump, yang menaikkan tarif impor barang-barang dari China hingga 145 persen. Jadi, ini bisa dibilang sebagai aksi balasan dalam perang dagang antara dua negara besar tersebut.

2. Model S dan X kurang diminati di pasar Tiongkok

Ilustrasi Tesla (tesla.com)

Menariknya, meskipun terlihat seperti langkah besar, keputusan Tesla ini sebenarnya tidak terlalu berdampak pada bisnis mereka di China. Kenapa? Karena Model S dan Model X memang bukan bintang utama di pasar mobil listrik negeri tirai bambu.

Kedua model ini dikenal sebagai varian premium Tesla, dengan harga yang lebih tinggi dan fitur mewah. Namun, konsumen China cenderung lebih memilih model yang lebih terjangkau dan praktis seperti Model 3 dan Model Y. Jadi, wajar saja kalau Tesla akhirnya memutuskan untuk fokus pada model yang lebih diminati pasar.

Saat ini, Tesla masih menjual stok Model S dan X yang tersisa di dealer, tapi setelah itu, keduanya akan benar-benar hilang dari pasar China.

3. Model 3 dan Y tetap aman, karena buatan lokal

Ilustrasi Tesla (Pexels/Craig Adderley)

Meski Model S dan X disetop penjualannya, bukan berarti Tesla hengkang dari China. Justru sebaliknya, Tesla tetap kuat di pasar China berkat pabrik lokalnya di Shanghai, yang memproduksi Model 3 dan Model Y secara langsung.

Karena diproduksi di dalam negeri, kedua model ini tidak terkena bea impor dan bisa dijual dengan harga yang jauh lebih kompetitif. Hal ini membuat Model 3 dan Y menjadi tulang punggung Tesla di China, yang merupakan salah satu pasar mobil listrik terbesar di dunia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us