Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Paman Sam Naikkan Tarif Impor, Mitsubishi Setop Pengiriman Mobil ke AS

Mitsubishi XForce HEV (Mitsubishi Motors)
Mitsubishi XForce HEV (Mitsubishi Motors)

Kebijakan proteksionis Amerika Serikat mulai menunjukkan dampaknya di pasar otomotif global. Setelah pemberlakuan tarif impor mobil sebesar 25 persen, sejumlah produsen mulai menghitung ulang strategi mereka untuk tetap kompetitif. Mitsubishi Motors menjadi salah satu yang merespons cepat dengan menghentikan sementara pengiriman mobil baru ke pasar Amerika. Langkah ini menandai betapa seriusnya efek kebijakan tarif terhadap rantai distribusi dan strategi pemasaran merek otomotif luar negeri di Negeri Paman Sam.

Tarif ini bukan hanya soal angka, tapi juga soal kelangsungan distribusi dan akses konsumen terhadap pilihan kendaraan yang lebih beragam. Banyak merek otomotif Jepang dan Eropa selama ini mengandalkan impor untuk menjaga ketersediaan model unggulan mereka di AS. Dengan beban tarif sebesar itu, margin keuntungan menyusut, harga jual melonjak, dan keputusan-keputusan sulit pun mulai diambil—termasuk oleh Mitsubishi yang kini lebih memilih menunggu kejelasan daripada langsung menanggung kerugian besar.

1. Mitsubishi hentikan sementara pengiriman mobil baru ke AS

Sejumlah mobil Mitsubishi saat touring (mitsubishi-motors.co.id)
Sejumlah mobil Mitsubishi saat touring (mitsubishi-motors.co.id)

Mitsubishi Motors memutuskan untuk menghentikan sementara pengiriman mobil baru ke Amerika Serikat. Keputusan ini diambil sebagai respons atas kebijakan tarif baru dari pemerintah AS yang menetapkan bea masuk sebesar 25 persen untuk kendaraan yang diproduksi di luar negeri. Kabar ini pertama kali dilaporkan oleh Automotive News, yang menyebutkan bahwa Mitsubishi tidak sepenuhnya menghentikan produksi, tetapi menahan mobil-mobil tersebut di pelabuhan masuk.

Menurut juru bicara Mitsubishi, perusahaan masih mengirimkan kendaraan dari Jepang, namun mobil-mobil itu tidak langsung didistribusikan ke dealer. “Kami memilih untuk menahan mobil-mobil tersebut di pelabuhan hingga ada kejelasan lebih lanjut tentang kebijakan tarif ini dan langkah selanjutnya,” jela seorang sumber dari Mitsubishi. Untungnya, saat ini para dealer Mitsubishi di AS masih memiliki stok yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, sehingga konsumen belum akan merasakan dampaknya secara langsung.

2. Dealer masih punya stok

Booth Mitsubishi di GIIAS 2024 (PT MMKSI)
Booth Mitsubishi di GIIAS 2024 (PT MMKSI)

Walau impor baru ditahan, Mitsubishi masih memiliki persediaan mobil yang cukup di Amerika Serikat. Laporan menyebutkan bahwa stok mobil Mitsubishi di sana cukup untuk sekitar 100 hari ke depan. Artinya, selama beberapa bulan ke depan, konsumen masih bisa membeli mobil Mitsubishi tanpa harus khawatir kehabisan unit.

Tindakan Mitsubishi ini menunjukkan bahwa mereka tengah berharap agar pemerintah AS segera memberikan kejelasan, atau bahkan melonggarkan kebijakan tarif baru ini. Fakta bahwa mobil-mobil masih dikirim dari Jepang ke pelabuhan AS, walaupun belum dikirim ke dealer, memberikan sedikit harapan bahwa perusahaan tidak sepenuhnya menghentikan distribusi. Ini juga menjadi kabar baik bagi sekitar 330 dealer Mitsubishi di AS yang masih bisa menjual dari stok yang ada.

3. Tarif baru picu reaksi Berantai di dunia otomotif

Ilustrasi pabrik mobil (mitsubishi-motors.co.id)
Ilustrasi pabrik mobil (mitsubishi-motors.co.id)

Mitsubishi bukan satu-satunya produsen mobil yang mengambil langkah seperti ini. Beberapa merek lain seperti Audi dan Jaguar Land Rover juga dikabarkan melakukan hal serupa. Bahkan, beberapa pabrikan lain mulai memperlambat atau menghentikan sementara jalur produksi mobil mereka yang dibuat di luar Amerika Serikat.

Kalau tarif 25% ini terus diberlakukan, harga mobil impor akan melonjak cukup drastis. Akibatnya, konsumen bisa jadi lebih memilih mobil buatan dalam negeri yang harganya lebih terjangkau. Ini tentu berdampak besar, terutama bagi merek-merek yang sangat mengandalkan kendaraan rakitan luar negeri.

Ke depan, semua mata tertuju pada keputusan pemerintah AS: apakah tarif ini akan dipertahankan atau justru dilonggarkan. Yang jelas, produsen seperti Mitsubishi sedang berusaha mencari celah agar tetap bisa bertahan tanpa harus menaikkan harga mobil bagi konsumennya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us