Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pelat Mobil Tebal vs Tipis: Mana Lebih Aman?

Ilustrasi pabrik mobil (mitsubishi-motors.co.id)
Intinya sih...
  • Pelat bodi mobil tidak menentukan seberapa aman mobil saat kecelakaan, melainkan struktur rangka dan fitur keselamatan aktif dan pasif yang ada.
  • Mobil dengan pelat tipis bisa memiliki struktur rangka yang lebih canggih dan aman dibanding mobil dengan pelat tebal tapi struktur dalamnya kurang optimal.
  • Pelat bodi tipis memudahkan proses manufaktur, ramah lingkungan, dan tetap kuat berkat material berkualitas serta dilengkapi fitur keselamatan seperti airbag, ABS, EBD, ESC.

Banyak orang percaya bahwa mobil dengan pelat bodi lebih tebal otomatis lebih aman. Logikanya sederhana: pelat tebal membuat bodi kokoh sehingga perlindungannya lebih baik saat kecelakaan.

Tapi, apakah benar sesederhana itu? Nyatanya, keamanan mobil nggak cuma soal ketebalan pelat bodi. Ada banyak faktor lain yang jauh lebih penting dalam menentukan seberapa aman sebuah mobil saat terjadi benturan.

Teknologi mobil zaman sekarang sudah berkembang pesat. Pabrikan mobil tidak lagi hanya mengandalkan pelat baja tebal untuk melindungi penumpang, tapi lebih fokus ke desain struktur rangka dan fitur keselamatan aktif maupun pasif.

Yuk, kita bahas lebih lanjut apakah benar pelat tebal selalu lebih unggul dari pelat tipis dari sisi keselamatan.

1. Fungsi pelat bodi mobil?

Ilustrasi pabrik mobil (mitsubishi-motors.co.id)

Pelat bodi mobil menjadi bagian luar yang menutupi rangka utama. Fungsinya lebih ke arah estetika dan perlindungan ringan dari goresan atau benturan kecil, bukan sebagai komponen utama untuk menyerap energi tabrakan. Jadi, pelat yang tebal memang terasa lebih solid saat diketuk, tapi bukan berarti mobil itu lebih kuat saat kecelakaan.

Yang lebih berperan penting dalam melindungi penumpang adalah struktur rangka bodi mobil atau yang sering disebut safety cage. Rangka ini biasanya dirancang menggunakan baja berkekuatan tinggi dan dibentuk secara khusus untuk menyerap dan mendistribusikan energi benturan ke area yang tidak membahayakan penumpang.

Beberapa mobil dengan pelat tipis bisa jadi justru memiliki struktur rangka yang lebih canggih dan aman dibanding mobil dengan pelat yang terlihat tebal tapi struktur dalamnya kurang optimal. Jadi, jangan tertipu hanya oleh ketebalan bodi luar.

2. Kenapa mobil modern menggunakan pelat tipis?

Ilustrasi pabrik mobil (gaikindo.or.id)

Mobil modern saat ini dirancang dengan pertimbangan efisiensi bahan bakar dan performa. Semakin ringan bobot mobil, semakin hemat konsumsi bensinnya. Nah, untuk mencapai itu, pabrikan mengurangi berat dengan menggunakan pelat bodi yang lebih tipis, tapi tetap kuat berkat penggunaan material berkualitas seperti high-tensile steel.

Selain itu, pelat tipis juga memudahkan dalam proses manufaktur dan lebih ramah lingkungan karena mengurangi penggunaan bahan logam berlebih. Tapi tenang saja, pabrikan tetap mengutamakan keselamatan penumpang. Karena itu, meskipun pelat bodinya lebih ringan, mobil tetap dilengkapi dengan fitur keselamatan seperti airbag, ABS, EBD, ESC, hingga struktur crumple zone yang menyerap energi benturan.

3. Mana lebih aman?

ilustrasi mengecek mobil (pexels.com/Antoni Shkraba)

Jadi, ini bukan soal tebal atau tipisnya pelat, tapi desain keseluruhan dan fitur keselamatan mobil tersebut. Mobil dengan pelat tipis bisa jadi lebih aman jika dilengkapi teknologi keselamatan aktif dan pasif yang baik. Sementara mobil dengan pelat tebal, tapi tanpa sistem perlindungan yang baik, bisa jadi justru lebih berisiko saat terjadi kecelakaan.

Kalau kamu sedang mempertimbangkan beli mobil, lebih baik perhatikan rating keselamatan dari lembaga uji seperti ASEAN NCAP atau Euro NCAP, fitur keamanan yang disediakan, serta reputasi pabrikan dalam hal perlindungan penumpang. Jangan hanya menilai dari ketebalan bodinya saja.

So, ketebalan pelat bodi memang bisa memberi kesan kokoh, tapi bukan satu-satunya penentu keselamatan. Yang paling penting adalah bagaimana mobil itu dirancang untuk melindungi kamu di saat darurat, bukan sekadar seberapa keras bunyinya saat diketuk.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us