5 Alasan Kenapa Sebaiknya Gak Main HP Sambil Berkendara

Menggunakan HP tidak bisa di sembarang tempat dan sembarang waktu. Dilansir dari rdasia, ada etika dalam pemakaian HP. Salah satunya adalah pada saat berkendara, baik motor atau pun mobil. Tentu situasi ini sangat tidak tepat, karena hal ini dapat membuat konsentrasi pengendara menjadi terbagi, akibatnya mengemudi menjadi tidak fokus lagi.

Bahkan meskipun sudah menggunakan hands-free, fokus mengemudi akan tetap teralihkan pada layar HP. Karena ketika berinteraksi melalui HP, otak akan dipaksa untuk berpikir pada apa yang ada di layar HP, sehingga konsentrasi menjadi pecah dan kurang waspada.

Sebuah penelitian menyebutkan, dengan berkendara sambil mengoperasikan HP, membuat kinerja otak menjadi menurun. Penurunan itu diibaratkan seperti kondisi otak manusia yang berusia 70 tahun. Respons terhadap kondisi di sekitar kendaraan pun menjadi lamban dan tidak efektif.

Penurunan konsentrasi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan. Padahal, kesigapan adalah kunci keamanan selama berkendara. Tetapi, pengendara malah menjadi fokus pada layar HP atau apa yang sedang dibicarakan dengan lawan bicaranya itu.

Ditilik secara logika saja, seseorang tidak mungkin melakukan dua aktivitas secara bersamaan. Pasti salah satu aktivitas menjadi teralihkan. Mengemudi sambil mengoperasikan telepon genggam dapat membuat pengemudi kehilangan kontrol dan juga konsentrasi. Akibatnya kecelakaan tidak dapat dihindari, karena pengendara lebih fokus pada layar HP.

Sebuah penelitian lain juga mengungkapkan, bahwa penggunaan HP saat berkendara menjadi satu dari empat penyebab kecelakaan lalu lintas yang umumnya terjadi di dunia. Penurunan konsentrasi yang terbagi antara jalan raya dan HP, membuat pengemudi lengah pada kondisi sekitarnya. Sehingga kecelakaan pun tak terhindarkan.

Di beberapa negara hal ini merupakan larangan besar dan diatur dalam undang-undang mereka. Termasuk di Indonesia, mengoperasikan HP sembari berkendara adalah tindakan ilegal. Dilansir dari dishub.jakarta, larangan penggunaan gawai saat mengemudi, secara spesifik memang tidak diatur dalam UU No 22 tahun 2009 tentang LLAJ. Tetapi, pengendara yang menggunakan HP bisa terkena sanksi hukum atas pasal 106 ayat 1.

Di mana pasal tersebut secara garis besar mewajibkan pengemudi untuk berkonsentrasi penuh mengendarai kendaraan dan tidak melakukan kegiatan lain yang mengganggu konsentrasi saat berkendara. Sanksi terhadap pelanggaran pasal tersebut diatur dalam pasal 283 UU yang sama. Pengendara akan dikenai denda maksimal Rp750 ribu dan mendapat hukuman kurungan paling lama tiga bulan. Nah, jadi ribet kan urusannya?

Seperti kita ketahui, mengemudi dalam keadaan mabuk sangat berbahaya. Namun dilansir dari ampproject, ternyata mengemudi sambil menggunakan HP jauh lebih berbahaya dibandingkan saat mabuk. Hal ini dikarenakan mata pengendara tidak melihat pada jalan raya, melainkan pada layar HP.

Pengendara juga melewatkan lebih banyak rambu peringatan jalan daripada saat mabuk. Dengan kecepatan reaksi yang menurun, tabrakan antar kendaraan akan sulit untuk dihindari. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa kecelakaan enam kali lipat lebih besar akibat aktivitas ini. Itu belum termasuk kegiatan menelepon selagi mengemudi yang menyebabkan hingga 23% kecelakaan terjadi.

Sudah banyak nyawa menghilang karena kecelakaan yang diakibatkan pemakaian HP saat mengemudi. Oleh karenanya, mulai sekarang tinggalkanlah kebiasaan main HP saat sedang berkendara. Balas chat, post story dan lainnya masih bisa ditunda, tapi nyawa tidak bisa ditunda, walau sedetik. Utamakanlah keselamatan daripada kesenangan. Drive safe!