Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sering Menghidupkan Mesin Bikin Aki Mobil Cepat Soak?

ilustrasi aki mobil (freepik.com/blkstudio)
ilustrasi aki mobil (freepik.com/blkstudio)
Intinya sih...
  • Memahami siklus starter dan tipe bateraiAki mobil didesain untuk arus start sesaat dan diisi ulang oleh alternator saat mesin hidup. Mobil dengan fitur start-stop memakai baterai EFB atau AGM yang tahan siklus lebih banyak.
  • Kebiasaan yang diam-diam mempercepat ausAksesori mobil seperti head unit, blower AC, charger ganda, lampu kabin, atau dashcam hardwire tanpa cut-off bisa menurunkan tegangan pelan-pelan. Suhu ekstrem juga berperan dalam mempercepat penuaan aki.
  • Strategi hemat tanpa mengorbankan kesehatan akiAturan praktis untuk menghemat daya aki mobil antara lain adalah tetap idle jika berhenti kurang dari satu menit dan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kalau kamu tipe pengendara yang suka berhenti di perjalanan dan karenanya sering menghidup-matikan mesin mobil, kamu mungkin khawatir aki mobilmu akan cepat soak.

Sebab, untuk menghidupkan mesin mobil, aki membutuhkan daya yang lumayan besar. Sehingga terlalu sering menghidupkan mesin berpontensi menguras daya aki dan karenan bisa membuatnya rusak lebih cepat.

Tapi benarkah anggapan tersebut? Yuk, kita kulik!

1. Memahami siklus starter dan tipe baterai

ilustrasi mengganti aki mobil (freepik.com/feepikcontributorthailand)
ilustrasi mengganti aki mobil (freepik.com/feepikcontributorthailand)

Setiap kali men-starter mesin mobil, aki akan mengalirkan arus besar sesaat untuk memutar motor starter. Secara energi, satu kali start kira-kira setara beberapa detik hingga belasan detik idle pada mobil modern. Artinya, mematikan mesin untuk jeda satu sampai dua menit tidak akan membuat aki kehilangan daya.

Sebab, aki standar (flooded) didesain untuk arus start sesaat lalu segera diisi ulang oleh alternator saat mesin hidup. Pada mobil dengan fitur start-stop, pabrikan memasang baterai EFB atau AGM yang tahan siklus lebih banyak, sehingga on–off berulang tidak cepat menguras umur aki.

Jika mobil memakai aki biasa namun kebiasaan mematikan mesin dilakukan puluhan kali sehari tanpa jarak tempuh cukup untuk pengisian, aki bisa jadi kehilangan daya. Kuncinya ada pada keseimbangan: jumlah start wajar + waktu berkendara yang cukup untuk recharge.

2. kebiasaan yang diam-diam mempercepat aus

ilustrasi melepas aki mobil (freepik.com/tongstocker1987)
ilustrasi melepas aki mobil (freepik.com/tongstocker1987)

Banyak aki tekor bukan karena sering mematikan mesin, melainkan karena aksesori yang ada di mobil menghisap daya saat mesin mati. Head unit, blower AC tinggi di posisi ACC/ON, charger ganda, lampu kabin yang lupa dimatikan, atau dashcam hardwire tanpa cut-off bisa menurunkan tegangan pelan-pelan.

Suhu ekstrem juga berperan: panas mempercepat penguapan elektrolit aki basah, dingin mengurangi kemampuan arus awal. Perjalanan super pendek yang berulang (misalnya hanya 1–2 km) membuat alternator tak punya waktu mengisi ulang energi yang dipakai untuk start. Hasilnya, aki jarang mencapai kondisi penuh dan sulfatasi terbentuk lebih cepat. Jadi, bukan mematikan mesin yang salah, melainkan kebiasaan pendukungnya yang tidak ramah aki.

3. Strategi hemat tanpa mengorbankan kesehatan aki

ilustrasi aki mobil (freepik.com/senivpetro)
ilustrasi aki mobil (freepik.com/senivpetro)

Kalau kamu ingin menghemat daya aki mobil, gunakan aturan praktis: jika berhenti kurang dari satu menit dan kabin butuh pendinginan, tetap idle; jika jeda lebih dari satu–tiga menit di area terbuka, matikan mesin. Turunkan suhu kabin lebih dulu sebelum mesin dimatikan agar kenyamanan bertahan lebih lama.

Saat mesin mati, batasi aksesori: kecilkan blower, matikan audio berat, dan lepas charger yang tidak perlu. Pastikan aki sesuai spesifikasi; jika mobil dilengkapi start-stop, gunakan baterai EFB/AGM sebagaimana standar pabrikan. Untuk mobil yang sering dipakai jarak pendek, sesekali ajak berkendara lebih lama agar alternator mengisi penuh.

Periksa kondisi aki tiap servis: tegangan istirahat, kemampuan cold cranking, dan kebersihan terminal. Jika kendaraan jarang dipakai, gunakan smart charger/trickle charger agar aki tetap prima.

Kesimpulannya, mematikan mesin saat parkir singkat tidak otomatis memperpendek umur aki. Umur aki ditentukan jumlah siklus start yang wajar, kualitas baterai, disiplin perawatan, serta kebiasaan penggunaan aksesori. Kelola jeda dengan bijak, jaga beban listrik tetap ringan saat mesin mati, dan beri kesempatan alternator mengisi ulang. Dengan pola ini, hemat BBM tercapai dan aki tetap sehat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us