Terlalu Sering Mengemudi dalam Waktu yang Lama? Ini 9 Dampak Buruknya!

Dengan memiliki kendaraan pribadi, tentu seseorang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadinya yang sekaligus menjadi supir untuk dirinya sendiri. Mengemudi seorang diri memang sudah kerap dilakukan oleh sejumlah orang. Meski nggak ada yang melarang, namun mengemudi sendiri dan terlalu lama nggak baik untuk kesehatan.
Apa saja bahaya yang mengancam ketika mengemudi sendiri dan terlalu lama, ya? Berikut ini adalah ulasannya.
1. Pemantik gaya hidup yang gak sehat

Meskipun nggak disadari, stres ketika mengemudi sangat menguras tenaga, karena cenderung terjadi untuk waktu yang lama. Akibatnya, merasa sangat lelah dan kehilangan waktu untuk berolahraga.
Kondisi stres juga memicu pola konsumsi yang kurang sehat, karena menyebabkan keinginan untuk mengkonsumsi makanan tinggi gula dan lemak lebih banyak.
2. Mengalami gangguan tidur

Merasa lelah setelah bekerja dan mengemudi bisa menyebabkan penurunan kualitas istirahat malam. Ini semakin memburuk jika mengalami stres ketika berkendara di malam hari, karena kondisi "fight or flight" bisa membuat sulit tertidur dan menjadi lebih lelah keesokan harinya.
3. Bobot tubuh bertambah

Berkendara lebih dari satu jam per hari bisa menyebabkan bobot tubuh bertambah kurang lebih sebanyak 2,3 kilogram. Angka tersebut lebih berat dari mereka yang cuman menghabiskan kurang dari 15 menit setiap harinya.
Fakta lainnya, mereka yang menghabiskan banyak waktu di belakang kemudi berisiko menambah lebih dari 1,5 cm ukuran pinggang yang meningkatkan risiko kematian dini.
4. Postur tubuh gak ideal

Berkendara terlalu lama akan menyebabkan merasakan sakit di leher dan bahu. Nggak cuman itu, pegal di punggung dan pinggang juga akan terasa jika duduk terlalu lama. Pegal dan nyeri ini muncul karena duduk terlalu lama dan nggak mendapatkan dukungan yang baik dari tulang belakang.
Selain itu, jika duduk dalam posisi mengemudi yang salah, postur tubuh akan terganggu dan menjadi kurang ideal. Untuk mengatasinya, pastikan posisi duduk ketika mengemudi sudah benar. Duduklah dengan senyaman mungkin. Sesuaikan jarak antara kursi dan roda kemudi. Pastikan juga paha nyaman dengan lutut sedikit ditekuk.
Kemudian, harus juga menghindari posisi duduk yang terlalu jauh dari pedal. Ini untuk mengurangi ketegangan yang terjadi di bahu, leher dan pergelangan tangan. Juga hindari membungkuk ketika mengemudi. Sehingga, posisi tulang belakang masih baik-baik saja.
Sebelum mengemudi, periksa juga saku terlebih dulu. Jangan biarkan saku penuh dengan barang (misal, dompet). Ini bisa menekan saraf dan mengganggu sirkulasi darah di tubuh.
5. Daya kerja dan kecerdasan otak menurun

Penelitian yang dilakukan oleh sekelompok peneliti dari Universitas Leicester, menunjukkan bahwa mengemudi dalam waktu yang cukup lama bisa membuat kekuatan kerja otak melemah dan tingkat kecerdasan menurun. Penelitian itu dilakukan selama lima tahun pada 500.000 orang berusia 37 hingga 73 tahun.
Kelompok orang yang mengendarai 2-3 jam per hari cenderung memiliki kekuatan otak yang lebih rendah dan terus menurun bila dibandingkan dengan kelompok orang yang jarang atau bahkan nggak mengemudi sama sekali. Karena, selama mengemudi otak nggak berfungsi aktif.
Seiring waktu, jika frekuensi mengemudi meningkat, daya kerja otak akan berkurang.
6. Kualitas sperma berkurang

Sebuah studi menunjukan, bahwa pengemudi taksi memiliki kualitas sperma yang buruk dibandingkan dengan pria yang bukan pengemudi taksi. Yang menarik, semakin sering mengemudi, semakin buruk juga kualitas sperma. Karena, testis (kelenjar penghasil sperma) manusia cuman bisa berfungsi dengan baik jika berada di tempat terdingin dari seluruh tubuh.
Anatomi tubuh laki-laki dirancang untuk menciptakan jarak antara buah zakar dan suhu inti tubuh. Sementara itu, posisi mengendarai mobil bisa meningkatkan suhu testis menjadi 2 derajat celcius. Peningkatan suhu cuman 1 derajat celcius saja, itu bisa mengurangi jumlah dan pergerakan sperma. Lalu, apa kabarnya yang lebih dari itu?
Jika suhu testis menaik sampai 37 derajat celcius, produksi sperma berhenti. Ketika produksi terganggu, efek negatif bisa berlangsung berbulan-bulan. Intinya, paparan panas membuat kekacauan pada kemampuan reproduksi pria. Jumlah sperma menjadi menurun, begitu pula gerakan dan bentuknya.
7. Prostat mengintai

Penelitian yang dilakukan para ilmuwan dari Universitas Oxford menyatakan, pria dengan perut besar (seperti yang dijelaskan pada poin 3), berisiko tinggi menderita kanker prostat. Setiap kali lingkar pinggang bertambah 4 inci (10 cm), risiko kematian akibat penyakit kanker prostat juga makin tinggi.
Pendapat yang sama diungkapkan oleh Dr. Aurora Perez-Cornago, dari Departemen Kesehatan Populasi Nuffield. Temuan ini membuktikan kaitan ukuran tubuh dan kanker prostat sebagai masalah yang kompleks, variatif dan perlu perhatian lebih.
8. Kadar kolesterol dan gula darah meningkat

Ini adalah hasil dari peningkatan hormon kortisol yang nggak terkontrol. Kondisi stres ketika mengemudi juga disebabkan karena kurang aktifnya seseorang. Dan itu menghasilkan metabolisme gula darah yang lebih lambat.
Namun, berbeda dengan kadar gula darah yang bisa berubah, kadar kolesterol dalam darah bisa memburuk seiring waktu karena paparan stres terus menerus.
9. Tekanan darah meningkat dan menyebabkan penyakit jantung

Kondisi mengemudi sangat mudah mempengaruhi tekanan darah seseorang, terutama ketika ada kecemasan karena mengemudi, khususnya dalam jam sibuk dan lalu lintas padat. Kondisi stres dengan peningkatan tekanan darah setiap hari bisa memicu perkembangan penyakit jantung.
Jadi, kurangi intensitas mengemudi jika memungkinkan, misalnya dengan naik kendaraan umum. Tapi jika gak memungkinkan, imbangi dengan olahraga ya.