Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tren Mobil Listrik Bisa Membuat 5,5 Juta Orang Kehilangan Pekerjaan

Booth Toyota di GIIAS 2024 (PT. Toyota-Astra Motor/TAM)

Mantan CEO sekaligus anggota keluarga pendiri Toyota, Akio Toyoda, mengatakan tren mobil listrik bisa membuat jutaan orang di Jepang yang bekerja di pabrik mobil kehilangan pekerjaan.

“Ada 5,5 juta orang yang terlibat dalam industri otomotif di Jepang. Di antara mereka ada yang sudah lama bekerja di bidang mesin. Jika kendaraan listrik hanya menjadi satu-satunya pilihan, termasuk untuk pemasok kami, pekerjaan orang-orang itu akan hilang,” kata Akio Toyoda seperti dikutip dari ANTARA, Senin 14 Oktober 2024.

1. Toyota lebih fokus menggarap pasar mobil hybrid

Booth Toyota di GIIAS 2024 (PT. Toyota-Astra Motor/TAM)

Akio Toyoda menilai mobil hybrid akan menjadi jalan tengah di antara transisi dari mobil berbahan bakar fosil (ICE) ke mobil listrik (EV). Sebab mobil hybrid masih membutuhkan mesin berbahan bakar bensin namun tetap ramah lingkungan, meski tidak seramah mobil listrik.

Dengan begitu, jutaan orang yang selama ini menggantungkan hidupnya di industri mesin mobil masih tetap bisa bekerja. Alasan inilah yang membuat Toyota kemudian lebih fokus menggarap mobil hybrid ketimbang mobil listrik.

2. Mobil hybrid laris manis di Indonesia

Booth Toyota di GIIAS 2024 (PT. Toyota-Astra Motor/TAM)

Keputusan Toyota untuk fokus menggarap mobil listrik ternyata sukses besar di Indonesia. Sebab berbagai model mobil hybrid garapan Toyota dengan cepat terserap di pasar tanah air, seperti Innova Zenix HEV yang terjual hingga ribuan unit di ajang GIIAS 2024 yang digelar Juli 2024 lalu.

Sampai saat ini Toyota telah memiliki sembilan model mobil hybrid, mulai dari sedan, hatchback, SUV, hingga Multi Purpose Vehicle (MPV). Pada saat yang sama Toyota baru menjual satu model mobil listrik, yakni All New BZ4X BEV.

3. Alasan mobil hybrid lebih laku dibandingkan mobil listrik

Hyundai fokus menggarap mobil listrik (hyundai.com)

Laris manisnya mobil hybrid di Indonesia antara lain karena infrastruktur untuk mobil listrik belum memadai, seperti jumlah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKU) yang jumlahnya masih masih sangat terbatas dan hanya terdapat di kota-kota besar.

Selain itu harga mobil listrik di Indonesia juga relatif masih lebih mahal dibandingkan mobil hybrid atau mobil berbahan bakar fosil. Faktor lainnya adalah daya jangkau mobil listrik masih terbatas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us