Volvo Bakal PHK 15 Persen Karyawan, Meski Penjualan Meningkat

Volvo mencatatkan pertumbuhan penjualan di pasar AS pada 2025, namun perusahaan asal Swedia ini bakal mengambil langkah drastis dengan memangkas sekitar 15 persen dari tenaga kerja mereka.
Langkah pahit ini diambil antara lain untuk mengurangi biaya operasional sekaligus menghadapi tantangan. Meskipun keputusan ini cukup kontroversial, Volvo yakin langkah ini akan menempatkan mereka dalam posisi yang lebih baik untuk menghadapi tantangan masa depan,
1. Penurunan tenaga kerja di AS dan pengaruh tarif impor

Pemangkasan tenaga kerja terutama dilakukan di kantor pusat mereka di New Jersey, AS. Perusahaan mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) sekitar 60 posisi di wilayah tersebut. Selain itu, Volvo menurut Carscoops berencana untuk memangkas sekitar 15 persen tenaga kerjanya secara global, yang setara dengan 3.000 pekerjaan.
Sebagian besar pemangkasan ini terjadi di Swedia, negara asal Volvo, namun ada juga faktor eksternal yang mempengaruhi keputusan ini, seperti kebijakan tarif impor yang diberlakukan oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
Kebijakan tarif yang tinggi ini menyebabkan Volvo kesulitan dalam mengelola biaya produksi dan distribusi kendaraan di AS, sehingga perusahaan perlu mengurangi biaya operasional untuk tetap kompetitif.
2. Strategi efisiensi biaya global

Selain memangkas tenaga kerja, Volvo juga berfokus pada efisiensi operasional melalui pemanfaatan fasilitas produksi yang lebih optimal. Di AS, Volvo telah mengumumkan akan memberhentikan sekitar 800 pekerja yang berdampak pada beberapa pabrik mereka di Dublin, Virginia, Hagerstown, Maryland, serta pabrik Mack Trucks di Macungie, Pennsylvania.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya Volvo untuk mengurangi biaya sambil meningkatkan output di pabrik-pabrik yang masih beroperasi. Pabrik di Ridgeville, South Carolina menjadi perhatian utama, karena hanya 20.000 kendaraan yang diproduksi di sana tahun lalu, yang mewakili hanya 13 persen dari kapasitas total pabrik tersebut.
Untuk mengoptimalkan fasilitas tersebut, Volvo berencana untuk meningkatkan produksi model XC60 di lokasi ini, yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi ketergantungan pada pabrik-pabrik lainnya.
3. Upaya perusahaan untuk masa depan

Volvo telah mengidentifikasi tantangan besar dalam mempertahankan profitabilitas di pasar global, khususnya di AS, yang menjadi pasar utama mereka. Meskipun perusahaan terus berinovasi dengan peluncuran model kendaraan listrik seperti EX90 dan ES90, faktor eksternal seperti tarif impor tinggi dan penurunan permintaan di beberapa pasar tetap menjadi hambatan.
Untuk itu, Volvo berfokus pada pengurangan biaya dan peningkatan efisiensi melalui restrukturisasi dan penyesuaian operasional di seluruh dunia. Dengan pemangkasan tenaga kerja yang signifikan, Volvo berharap dapat membangun masa depan yang lebih menguntungkan, baik untuk kawasan Amerika maupun untuk perusahaan secara keseluruhan.
Ke depan, perusahaan ini berencana untuk memanfaatkan sumber daya mereka secara lebih efektif dan tetap berkomitmen untuk berinovasi dalam industri otomotif yang semakin kompetitif.