Kenapa RX-King Cobra Banyak Diburu? Ini Alasannya

Jakarta, IDN Times – Ada banyak motor Yamaha 2 tak lawas yang masih jadi buruan banyak kolektor hingga kini. Salah satunya adalah RX-King Cobra yang dirilis pada era 90-an. Meski sudah berumur lebih cukup lama, 'kuda besi' ini masih gagah dan dilirik banyak kalangan.
Padahal unit motor yang masih beredar di pasaran sudah terbatas jumlahnya. Bahkan, unit dengan komponen yang masih orisinal terbilang mulai langka. Lantas, kenapa RX-King Cobra banyak diburu padahal unitnya sudah langka? Berikut alasan dan penjelasannya.
Kenapa RX-King Cobra banyak diburu?

Alasan terbesar kenapa RX-King Cobra banyak diburu tak lepas dari kualitas komponennya yang berumur panjang. Utamanya, untuk RX-King Cobra keluaran terakhir masih bisa ditemukan dengan komponen yang masih dalam kondisi baik.
RX-King Cobra dengan komponen orisinal cukup langka. Jadi, gak heran jika motor ini dibanderol dengan harga yang cukup tinggi, bahkan hingga Rp70 jutaan.
Durabilitas komponen-komponennya yang awet ini menujukkan bahwa spare part RX-King Cobra terbuat dari bahan terbaik. Pasalnya, blok mesin Yamaha RX-King Cobra 1990-an sepenuhnya masih built up Jepang. Blok mesin motor tersebut merupakan seri Y1 kode 29N.
Harga blok mesin itu sendiri saja bisa dijual dengan harga mencapai Rp20 juta. Harga tersebut pun diklaim sepadan dengan mutu material logamnya yang bagus dan tahan akan suhu tinggi.
Alasan kenapa RX-King Cobra masih diminati lainnya adalah karena komponen kruk as dan kalter tengahnya yang kuat. Bahan pembuatan kedua komponen tersebut disebut-sebut sebagai komponen terbaik yang pernah diproduksi pada masanya. Di luar itu, desain RX-King yang terbilang unik dan klasik pun membuat motor ini masih berjaya hingga ini.
Nah, itulah penjelasan kenapa RX-King Cobra banyak diburu di tanah air. Ternyata, kualitas memang tidak bisa dibohongi, ya. Selain itu, mengoleksi motor klasik yang sudah langka unitnya juga jadi kebanggaan tersendiri, kan? Cek juga kabar terbaru seputar dunia otomotif, silakan kunjungi IDN Times.