Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi balapan motor (pexels.com/Wayne Lee)
ilustrasi balapan motor (pexels.com/Wayne Lee)

Ride Height Device adalah alat pada motor yang membantu pembalap MotoGP mendapatkan traksi. Sayangnya, alat ini juga dapat menjadi malapetaka. Baru-baru ini, pembalap Yamaha, Fabio Quartararo, gagal finis setelah memimpin di MotoGP Inggris 25, pada Minggu (25/5/2025). Masalah pada Ride Height Device menjadi alasan sang pembalap gagal finis.

Dalam sebuah tayangan ulang, terlihat Ride Height Device motor yang dikendarainya bermasalah. Bagian belakang motor mengunci dan tidak bisa kembali ke posisi awal.

Nah, sebetulnya apa itu Ride Height Device? Berikut pengertian, cara kerja, manfaat, dan jenisnya pada MotoGP.

Apa itu Ride Height Device?

ilustrasi balap MotoGP (pexels.com/Wayne Lee)

Ride Height Device pertama kali dikembangkan oleh tim Ducati pada 2018. Alat ini berfungsi untuk menghindarkan motor dari wheelie saat berakselerasi.

Pada awalnya, alat ini digunakan pembalap hanya untuk mendapatkan traksi yang bagus saat start. Namun, kini fungsi alat ini lebih berkembang dan mulai digunakan untuk menjaga traksi ban belakang saat akselerasi keluar tikungan menuju tikungan lurus.

Cara kerja Ride Height Device

ilustrasi MotoGP (unsplash.com/ ali mahmoodi)

Cara mengaktifkan Ride Height Device dengan menekan tombol RHD pada kemudi motor. Setelah aktif, suspensi bagian belakang akan mengunci dalam posisi yang lebih rendah.

Pada saat motor berada di posisi rendah saat melakukan akselerasi, traksi ban akan meningkat. Hal tersebut dapat mencegah wheelie dan hilangnya traksi pada ban belakang. Nah, setelah motor kembali dalam kecepatan stabil, alat tersebut akan otomatis mengembalikkan motor dalam posisi standarnya.

Manfaat Ride Height Device

ilustrasi MotoGP (unsplash.com/Harlie Raethel)

Penggunaan Ride Height Device memberikan beberapa manfaat signifikan bagi pembalap Berikut ini beberapa manfaatnya.

  • Start lebih cepat

Dengan meningkatkan traksi pada ban depan, pembalap dapat melakukan start balapan tanpa wheelie. Dengan begitu, start bisa lebih agresif dan cepat.

  • Akselerasi lebih efisien

Hadirnya alat ini juga membantu pembalap saat berakselerasi. Pembalap dapat membuka gas lebih cepat saat keluar dari tikungan karena alat ini membantu ban belakang tetap mendapatkan traksi yang pas.

  • Dapat diatur sesuai sirkuit

Keunggulan lain adalah tim dapat menyesuaikan Ride Height Device dengan kondisi dan karakter sirkuit. Dengan begitu, tim yang lebih baik menyesuaikan alat tersebut akan tampil lebih kompetitif.

Jenis-jenis Ride Height Device

ilustrasi arti red flag di motogp (pexels.com/@pixabay)

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Ride Height Device pada awalnya hanya digunakan untuk mencegah motor wheelie saat start balapan. Alat tersebut awalnya lebih dikenal dengan nama Holeshot Device.

Kini alat ini telah berkembang menjadi dua jenis, yakni Front Ride Height Device dan Rear Ride Height Device. Berikut ini perbedaannya.

  • Front Ride Height Device

Perbedaan alat ini dengan Holeshot Device adalah waktu penggunaannya. Holeshot Device hanya digunakan saat start dalam keadaan motor diam. Sementara itu, Front Ride Height Device bisa digunakan beberapa kali saat pembalap keluar tikungan. Adapun fungsinya merendahkan bagian depan motor sehingga tingkat aerodinamika meningkat saat akselerasi.

  • Rear Ride Height Device

Alat ini digunakan untuk merendahkan bagian belakang motor saat keluar dari tikungan. Dengan alat ini, motor lebih stabil dan traksi pada ban belakang akan meningkat saat keluar dari tikungan.

Nah, itulah uraian apa itu Ride Height Device hingga cara kerja dan jenisnya. Berkaca pada kasus yang baru terjadi, apakah lantas alat ini akan dilarang penggunaannya? Menurutmu bagaimana?

Penulis: Muhammad Rizki Imami

Editorial Team