Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ciri-ciri Biker Red Flag: Pakai Knalpot Brong, Suka-suka di Jalan!

ilustrasi naik motor (pexels.com/Khoa Võ)
Intinya sih...
  • Biker red flag sering menggunakan knalpot brong yang mengganggu dan melanggar aturan kebisingan.
  • Mereka sering menerabas aturan lalu lintas, seperti menerobos lampu merah atau naik ke trotoar.
  • Biker red flag mudah tersulut emosi dan berpotensi memicu konflik di jalan raya.

Gak semua pengendara motor itu menyebalkan. Tapi, ada sebagian kecil biker yang kelakuannya bikin geleng-geleng kepala. Mereka ini sering dijuluki sebagai “biker red flag” karena tingkah lakunya membahayakan orang lain dan mencoreng citra pengguna motor yang tertib.

Kalau kamu sering ketemu biker seperti ini di jalan, rasanya wajar kalau kamu jadi waspada atau bahkan merasa terganggu.Nah, berikut tiga ciri utama biker red flag yang paling sering ditemukan di jalanan. Siapa tahu kamu juga pernah melihat atau bahkan tanpa sadar pernah melakukannya?

1. Pakai knalpot brong yang bikin sakit telinga

ilustrasi knalpot motor (pexels.com/Pragyan Bezbaruah)

Ciri paling mudah mengenali seorang biker red flag adalah motornya pakai knalpot brong. Suara keras dari knalpot jenis ini bukan cuma mengganggu, tapi juga bisa memicu stres dan mengagetkan pengendara lain, terutama di area pemukiman atau saat malam hari. Padahal, aturan soal kebisingan kendaraan sudah jelas diatur dalam undang-undang, dan knalpot brong jelas-jelas melanggar ambang batas kebisingan yang diperbolehkan.

Selain soal aturan, penggunaan knalpot brong juga sering dikaitkan dengan sikap arogan. Seolah-olah ingin pamer suara dan kecepatan, padahal lebih banyak bikin risih. Bahkan banyak pengendara lain yang jadi waspada ekstra saat ada motor dengan suara brong mendekat, karena seringnya pengendara seperti ini juga ugal-ugalan.

2. Suka menerabas aturan

Ilustrasi jas hujan (pexels/Yusron El Jihan)

Ciri lain dari biker red flag adalah sering menerabas aturan, seperti menerobos lampu merah, melawan arah, naik ke trotoar, atau masuk jalur cepat yang bukan untuk motor. Mereka menganggap jalan raya seperti milik pribadi, tanpa peduli pada keselamatan orang lain. Padahal, tindakan-tindakan ini bisa memicu kecelakaan dan membuat arus lalu lintas makin kacau.

Menerabas aturan mungkin terasa cepat dan praktis, tapi sebenarnya sangat berisiko. Bukan cuma untuk diri sendiri, tapi juga untuk pejalan kaki, pengendara lain, dan pengguna jalan yang lebih lemah seperti anak-anak atau lansia. Ketika satu biker mulai melanggar, biasanya akan diikuti oleh yang lain. Inilah yang akhirnya membuat budaya tertib lalu lintas sulit terbentuk.

3. Emosional dan suka marah-marah di jalan

ilustrasi jalanan angker (pexels.com/apson_magar)

Biker red flag juga bisa dikenali dari sikapnya yang mudah tersulut emosi. Sedikit tersinggung, langsung memaki. Disalip sedikit, langsung ngegas atau mengejar. Tipe pengendara seperti ini sangat berbahaya karena mereka tidak hanya memicu konflik, tapi juga bisa melakukan aksi balas dendam di jalan seperti sengaja memotong lajur atau mengejar pengendara lain.

Perilaku emosional di jalan sangat tidak dibenarkan karena bisa memperbesar potensi kecelakaan. Jalan raya adalah ruang bersama, bukan tempat adu ego. Kalau setiap orang bisa mengendalikan emosi dan saling menghargai, suasana lalu lintas pun akan jauh lebih aman dan nyaman.

So, kalau kamu merasa punya satu atau dua ciri di atas, mungkin sudah saatnya mulai introspeksi. Menjadi biker yang tertib dan menghormati pengguna jalan lain adalah bentuk tanggung jawab, bukan soal gengsi. Mari sama-sama ciptakan jalan yang lebih aman dan nyaman untuk semua.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us