Cerita Vespa: Dari Hobi Jadi Penopang Hidup

Satu vespa banyak cerita

Yogyakarta, IDN Times - Bagi Zakir Bawono, Vespa itu seperti kopi: Sekali saja kamu mencicipinya, selamanya kamu akan kecanduan. Karena itu pria berusia 38 tahun itu kini punya empat 'ekor' vespa di rumahnya di Yogyakarta.

"Saya malah berecana nambah lagi," katanya kepada IDN Times beberapa waktu lalu.

Keempat Vespa 'piaraan' Zakir tersebut masing-masing bikinan tahun 1962, 1980, 1981, dan 2003. Masing-masing Vespa ini, kata Zakir, "Punya cerita sendiri."

1. Awal mula jatuh cinta pada Vespa

Cerita Vespa: Dari Hobi Jadi Penopang HidupInstagram/zakirbawono

Zakir mengatakan dirinya mulai jatuh hati pada Vespa karena harganya yang murah. Saat itu, sekitar tahun 2000-an, dirinya hanya punya duit Rp1,7 juta untuk membeli motor.

Dengan duit segitu, tentu saja, sedikit sekali motor yang bisa dipilih. Alhasil, berkat saran orang tuanya, Zakir akhirnya meminang Vespa lansiran 1980.

Setelah mencicipi Vespa tersebut, lama-lama Zakir ketagihan. Vespa yang semula dikiranya hanya besi tua, ternyata menyimpan kenikmatan tersendiri saat dikendarai.

Karena itu ia pun tak ragu untuk meminang tiga vespa lainnya. Sehingga secara total ia kini mengoleksi empat ekor Vespa di rumahnya.

Baca Juga: Cerita Vespa: Serunya Komunitas Vesplore Menjelajah Indonesia Timur

2. Vespa jadi sahabat seperjalanan

Setelah bertahun-tahun bergelut dengan Vespa, Zakir kini memandang Vespa bukan lagi sekedar motor, tapi juga sahabat seperjalanan. Ia kerap melakukan perjalanan, baik sendiri maupun bersama komunitas, ke berbagai daerah.

Bahkan ia pernah touring dari Depok (Jawa Barat) menuju Jepara yang jaraknya sekitar 600 kilometer. "Di atas kertas mungkin terkesan jauh banget, tapi begitu dijalani ternyata nikmat," katanya.

Perjalanan dengan Vespa bukan berarti tanpa masalah. Zakir mengatakan beberapa kali mesin Vespanya rusak di tengah perjalanan.

"Kondisinya gak bisa ditebak. Karena itu harus menyiapkan waktu buat beresin mesin dulu sebelum mulai perjalanan jauh," katanya.

Saat mesin bermasalah, kata Zakir, rasanya memang menyebalkan. Sebab perjalanan jadi tertunda dan uang terkadang juga harus dikeluarkan untuk memperbaikinya.

"Tapi itu justru yang mewarnai perjalanan ini," katanya.

3. Mempererat dan memperluas persahabatan

Cerita Vespa: Dari Hobi Jadi Penopang HidupInstagram/zakirbawono

Anggota komunitas Vespa dikenal sangat akrab satu sama lain. Jika mereka bertemu di jalan, misalnya, masing-masing akan menyalakan klason atau mengedipkan lampu depan.

Kebersamaan dan kehangatan persahabatan ini juga dirasakan Zakir. Ia pun aktif di beberapa komunitas Vespa dan kerap menggelar touring bareng, baik di Yogyakarta maupun Jakarta.

"Ada Vespa on Kaskus," kata Zakir menyebut salah satu komunitas Vespa yang diikutinya. Bersama komunitas ini, persahabatan dan pertemanan terbentuk.

Selain itu, komunitas juga membantunya memahami lebih dalam seluk-beluk Vespa. Karena di sana para anggota komunitas sering berbagi masalah seputar Vespa untuk dicarikan solusinya bersama-sama. Kompak, deh!

4. Suku cadang murah, perawatan mudah

Cerita Vespa: Dari Hobi Jadi Penopang HidupInstagram/zakirbawono

Faktor lain yang membuat Zakir kepincut Vespa lawas adalah suku cadangnya yang murah dan perawatannya yang mudah.

Meski Vespa-vespa yang dimilikinya sudah cukup berumur, namun sampai saat ini suku cadangnya masih tersedia, lho!

"Selain desainnya yang unik, saya juga suka dengan perawatannya yang relatif murah," kata Zakir.

Ia mengatakan biaya untuk sekali service hanya berkisar Rp50 ribu. Selebihnya hanya biaya oli campur --karena Vespa lawas menggunakan mesin 2 tak.

5. Vespa jadi penopang hidup

Cerita Vespa: Dari Hobi Jadi Penopang HidupInstagram/zakirbawono

Zakir tahu persis soal suku cadang Vespa karena ia kini memiliki bengkel sekaligus kafe di Yogyakarta. Bengkel spesialis Vespa ini ia namai "Rumah dan Halaman". Lokasinya di Yogyakarta.

Zakir pun tak menyangka jika hobinya terhadap Vespa menginspirasinya untuk membuka bengkel dan kafe. Bahkan, ia kini memiliki bengkel lain di Depok, Jawa Barat.

"Saya gak pernah berpikir jika kecintaan saya terhadap Vespa ternyata bisa menjadi penghasilan," katanya.

Baca Juga: Jajal Vespa Primavera 150 i-Get ABS Naik Gunung Bromo, Sanggup Gak Ya?

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya