Pemerintah berencana menerapkan kebijakan pencampuran etanol 10 persen (E10) ke dalam bensin sebagai langkah menuju bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Campuran ini diharapkan bisa menekan emisi karbon dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Namun, di balik manfaatnya bagi lingkungan, muncul pertanyaan besar: apakah semua kendaraan siap menerima bahan bakar jenis baru ini?
Tidak semua mesin kendaraan dirancang untuk menampung bensin dengan kandungan etanol tinggi. Sifat kimia etanol yang mudah menyerap air dan bersifat korosif dapat menimbulkan masalah pada beberapa tipe kendaraan, terutama yang menggunakan teknologi lama atau material tangki yang tidak tahan terhadap zat kimia tersebut.