Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pengisian bensin mobil (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi pengisian bensin mobil (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pemerintah berencana menerapkan kebijakan pencampuran etanol 10 persen (E10) ke dalam bensin sebagai langkah menuju bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Campuran ini diharapkan bisa menekan emisi karbon dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Namun, di balik manfaatnya bagi lingkungan, muncul pertanyaan besar: apakah semua kendaraan siap menerima bahan bakar jenis baru ini?

Tidak semua mesin kendaraan dirancang untuk menampung bensin dengan kandungan etanol tinggi. Sifat kimia etanol yang mudah menyerap air dan bersifat korosif dapat menimbulkan masalah pada beberapa tipe kendaraan, terutama yang menggunakan teknologi lama atau material tangki yang tidak tahan terhadap zat kimia tersebut.

1. Kendaraan lawas paling rentan terhadap campuran etanol

ilustrasi mobil klasik (pexels.com/Jose Mueses)

Kendaraan dengan mesin karburator atau teknologi lawas menjadi yang paling rentan terhadap campuran bensin E10. Pada mobil atau motor produksi sebelum tahun 2010, banyak komponen seperti selang bahan bakar, karburator, dan seal terbuat dari karet atau logam biasa yang mudah terdegradasi oleh etanol.

Etanol memiliki sifat higroskopis, artinya mudah menyerap air dari udara. Ketika air bercampur dengan bensin, ia bisa menyebabkan karat pada tangki dan komponen logam, serta membuat pembakaran tidak sempurna. Efeknya, mesin menjadi tersendat, susah dinyalakan, bahkan bisa macet jika digunakan dalam jangka panjang. Karena itu, kendaraan lama disarankan tetap menggunakan bahan bakar non-etanol atau menambahkan fuel stabilizer agar lebih aman.

2. Motor kecil dan skuter injeksi juga berisiko

ilustrasi isi bensin (pexels.com/cottonbro studio)

Meski terlihat modern, motor kecil dan skuter matik dengan mesin injeksi juga berpotensi terdampak jika pencampuran etanol tidak diimbangi dengan penyesuaian material. Sistem injeksi memang lebih presisi dalam pengaturan bahan bakar, tetapi komponen logam dan karet di pompa bensin serta injektor masih bisa terpengaruh oleh sifat pelarut etanol.

Pada motor harian seperti skuter matik 110–150 cc, endapan air dari etanol yang mengendap di tangki bisa menyebabkan korosi mikro di bagian bawah tangki. Lama-kelamaan, hal ini akan menimbulkan karat halus yang ikut terbawa ke sistem bahan bakar dan menyumbat injektor. Selain itu, etanol juga bisa mempercepat penurunan kualitas bensin jika motor jarang digunakan, karena campurannya cenderung mudah terurai setelah disimpan beberapa minggu.

3. Mobil modern dan kendaraan fleksibel relatif aman

ilustrasi isi bensin (pexels.com/Engin Akyurt)

Di sisi lain, mobil modern yang sudah mendukung bahan bakar E10 tidak akan mengalami masalah berarti. Sebagian besar mobil keluaran lima tahun terakhir sudah dirancang dengan material tangki dan selang bahan bakar yang tahan etanol, serta sistem manajemen mesin (ECU) yang mampu menyesuaikan rasio pembakaran.

Beberapa pabrikan bahkan sudah menyiapkan kendaraan flex fuel, yang bisa menggunakan bensin dengan kadar etanol hingga 85 persen (E85). Mobil jenis ini tidak hanya lebih ramah lingkungan, tapi juga efisien dalam mengelola bahan bakar campuran. Namun, untuk pasar Indonesia, kesiapan infrastruktur distribusi dan kualitas etanol menjadi tantangan tersendiri agar kebijakan ini tidak menimbulkan dampak negatif bagi kendaraan yang belum kompatibel.

So, secara umum, kebijakan campuran etanol 10 persen (E10) memang membawa manfaat besar bagi lingkungan, namun tetap perlu disertai sosialisasi dan penyesuaian teknologi kendaraan. Mobil dan motor lama berisiko mengalami karat dan gangguan mesin, sementara kendaraan modern dengan sistem bahan bakar tertutup relatif aman. Pemerintah dan produsen otomotif perlu bekerja sama agar transisi menuju bahan bakar hijau berjalan mulus tanpa menimbulkan kerugian bagi pemilik kendaraan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team