Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jangan Maksa Kredit Motor Kalau 3 Hal Ini Masih Menghantuimu

Ilustrasi menghitung uang (pexels/Nimit N)
Intinya sih...
  • Jangan ambil kredit motor jika penghasilan belum stabil atau bergantung pada pemasukan harian tanpa jumlah pasti
  • Tunda niat kredit motor jika masih memiliki cicilan lain yang belum lunas, total cicilan tidak boleh melebihi 30% dari penghasilan bulanan
  • Pastikan memiliki dana darurat minimal 3-6 bulan pengeluaran rutin sebelum mengambil kredit motor

Punya motor sendiri memang menyenangkan. Bisa bebas ke mana-mana tanpa tergantung orang lain, apalagi kalau motornya model yang kita impikan sejak lama. Tapi jangan buru-buru ambil kredit kalau kondisi keuanganmu belum siap.

Kredit motor memang terlihat ringan karena cicilannya bisa diatur per bulan, tapi kalau tidak dipikir matang, bisa jadi beban besar di kemudian hari.

Nah, sebelum kamu buru-buru datang ke dealer dan tanda tangan pengajuan kredit, coba cek dulu beberapa tanda ini. Kalau kamu mengalami salah satunya --atau bahkan semuanya-- mungkin kamu belum benar-benar layak untuk mengambil kredit motor saat ini.

 

1. Penghasilan Bulanan Belum Stabil

Ilustrasi tabungan (Pexels/Tima Miroshnichenko)

Ini tanda paling jelas. Kalau kamu masih sering bingung tiap akhir bulan karena penghasilan naik turun, atau bahkan masih mengandalkan pemasukan harian tanpa jumlah pasti, sebaiknya tunda dulu niat kredit motor. Kredit berarti kamu punya komitmen membayar cicilan tiap bulan dalam jangka waktu tertentu—biasanya 1 sampai 3 tahun.

Kalau penghasilanmu belum stabil, artinya kemampuan bayar cicilan juga belum pasti. Bayangkan kalau suatu saat penghasilanmu menurun tapi cicilan tetap harus jalan—ujung-ujungnya bisa nunggak, ditagih debt collector, atau bahkan motor bisa ditarik kembali oleh leasing.

Lebih baik, fokus dulu menstabilkan pemasukan. Misalnya dengan cari pekerjaan tetap, bangun usaha yang sudah menghasilkan secara rutin, atau kelola keuangan dengan lebih baik. Setelah kondisi penghasilan kamu konsisten dan bisa diandalkan setiap bulan, barulah kamu bisa lebih percaya diri untuk ambil kredit.

 

2. Masih Punya Banyak Cicilan atau Utang Lain

Ilustrasi tabungan (Pexels/ Tima Miroshnichenko)

Kalau kamu masih punya cicilan lain yang belum lunas, entah itu kartu kredit, pinjaman online, atau bahkan masih mencicil gadget, sebaiknya kamu tidak menambah beban baru dengan kredit motor. Meskipun kamu merasa mampu bayar semuanya, terlalu banyak cicilan bisa membuat kondisi keuangan kamu jadi rentan.

Idealnya, total cicilan dari semua utang tidak melebihi 30% dari penghasilan bulanan. Jadi kalau gajimu 5 juta, total cicilan maksimal yang aman adalah 1,5 juta. Kalau kamu sudah punya cicilan 1 juta per bulan, lalu ingin ambil cicilan motor senilai 900 ribu per bulan, artinya kamu sudah melebihi batas aman. Ini bisa jadi masalah kalau ada kebutuhan darurat seperti sakit atau kehilangan pekerjaan.

Cek dulu kondisi utangmu. Kalau masih banyak yang harus dibayar, lebih baik lunasi satu per satu sebelum ambil kredit motor.

3. Nggak Punya Dana Darurat

Ilustrasi tabungan (Pexels/maitree rimthong)

Punya motor memang penting, tapi punya dana darurat lebih penting. Dana darurat adalah uang simpanan yang bisa kamu gunakan saat menghadapi situasi tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, kecelakaan, atau kebutuhan mendesak lainnya. Kalau kamu belum punya dana darurat sama sekali, artinya kamu belum siap menghadapi risiko—apalagi sambil membawa tanggungan cicilan.

Tanpa dana darurat, kamu akan kesulitan kalau suatu saat tidak bisa membayar cicilan. Padahal leasing tetap akan menagih, dan keterlambatan akan menambah bunga atau denda. Oleh karena itu, sebelum kredit motor, pastikan kamu punya dana darurat minimal 3–6 bulan pengeluaran rutin.


Kesimpulan: Kredit motor bisa jadi solusi praktis, tapi hanya kalau kamu benar-benar siap secara finansial. Kalau penghasilanmu belum stabil, masih punya banyak utang, atau belum punya dana darurat, lebih baik tunda dulu. Nggak ada salahnya bersabar dan mempersiapkan diri, daripada terburu-buru tapi akhirnya kesulitan di tengah jalan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us