Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi rem motor (pexels.com/Ekaterina Belinskaya)
ilustrasi rem motor (pexels.com/Ekaterina Belinskaya)

Intinya sih...

  • Cairan minyak rem jarang dicek oleh bikers, padahal berfungsi penting dalam sistem pengereman motor.
  • Minyak rem sebaiknya diganti setiap 1-2 tahun atau setelah motor menempuh 20 ribu km, tergantung intensitas penggunaan.
  • Tanda-tanda minyak rem harus diganti: tuas rem terasa lebih dalam, spongy, atau tidak langsung merespons saat ditekan. Juga cek warna minyak di tabung reservoir.

Ada beberapa cairan di sepeda motor, seperti oli mesin, oli transmisi, hingga air radiator atau coolant. Banyak biker secara ruting mengecek cairan-cairan tersebut. Tapi, ada satu cairan lagi yang sepertinya jarang ditengok atau dicek, yakni minyak rem.

Padahal, minyak rem berfungsi penting dalam sistem pengereman motor. Minyak rem berfungsi menyalurkan tekanan dari tuas rem ke kaliper agar kampas rem bisa mencengkeram piringan dengan kuat.

Jika minyak rem dalam kondisi kotor, encer, atau bahkan habis, maka kinerja rem bisa menurun drastis. Kalau sudah begitu, riding pasti akan berbahaya. Jadi, kapan sih waktu yang tepat mengganti minyak rem?

1. Ganti setiap 1–2 tahun atau 20 ribu km

Ilustrasi rem motor (wahanahonda.com)

Dalam pemakaian noromal, minyak rem sebaiknya diganti setiap 1 hingga 2 tahun sekali atau setelah motor menempuh jarak sekitar 20 ribu km. Tapi waktu pergantian ini sangat tergantung dari intensitas penggunaan. Kalau motor kamu sering dipakai harian dengan kondisi lalu lintas padat, tanjakan, atau beban berat, sebaiknya ganti lebih cepat.

Minyak rem bersifat menyerap uap air (higroskopis). Seiring waktu, air yang terserap bisa membuat titik didih minyak rem menurun. Saat rem bekerja keras dan panas, minyak rem yang tercampur air bisa mendidih, menghasilkan gelembung udara, dan menyebabkan tekanan hidrolik menurun. Inilah yang bikin rem terasa kosong atau tidak pakem.

2. Perhatikan tanda-tanda minyak rem harus diganti

ilustrasi rem motor (pexels.com/cottonbro studio)

Selain dari waktu atau jarak tempuh, kamu juga bisa mengenali tanda-tanda minyak rem harus diganti dari perilaku rem dan kondisi minyaknya sendiri. Jika tuas rem terasa lebih dalam dari biasanya, terasa spongy (lembek), atau tidak langsung merespons saat ditekan, bisa jadi itu karena kualitas minyak rem sudah menurun.

Kamu juga bisa mengecek cairan di tabung reservoir minyak rem (biasanya di dekat setang kanan atau bawah jok, tergantung jenis motor). Jika warna minyak sudah berubah menjadi keruh atau kehitaman, itu tandanya minyak sudah terkontaminasi dan perlu diganti. Minyak rem yang masih bagus umumnya berwarna bening kekuningan.

3. Jangan asal tambah minyak rem

ilustrasi rem motor (pexels.com/Ekaterina Belinskaya)

Banyak biker mengira, kalau minyak rem berkurang, solusinya cukup dengan menambahkannya. Padahal, jika minyak sudah kotor atau terlalu lama dipakai dicampur dengan minyam rem baru, maka performa pengereman tidak akan maksimal. Sebaiknya, lakukan penggantian secara menyeluruh dengan pengurasan total  agar tidak ada sisa cairan lama yang bercampur dengan minyak baru.

Proses ganti minyak rem sebenarnya bisa dilakukan sendiri jika kamu mengerti cara kerja sistem hidrolik. Tapi jika ragu, lebih baik serahkan pada bengkel terpercaya. Selain mengganti, teknisi juga bisa memeriksa kondisi selang, kaliper, dan komponen lain agar rem tetap optimal.

So, jangan tunggu sampai rem motor bermasalah baru ganti minyak rem. Jadikan penggantian minyak rem sebagai bagian dari servis rutin. Dengan rem yang pakem dan responsif, perjalanan jadi lebih aman dan nyaman, apalagi di jalanan yang tak terduga. Ingat, rem yang sehat bisa menyelamatkan nyawa.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team