Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Motor Matik 250cc Bisa Kalah Gesit dari 150cc?

Ilustrasi naik motor (PT YIMM)
Ilustrasi naik motor (PT YIMM)
Intinya sih...
  • Motor matik 250cc terasa lemot di tanjakan karena bobotnya yang jauh lebih berat dari motor matik 125cc.
  • Mesin 250cc harus bekerja lebih keras untuk menggerakkan beban yang lebih berat, sehingga torsi langsung tidak optimal.
  • Sistem transmisi CVT pada matic 125cc disetel untuk respons awal yang cepat dan agresif, sedangkan matic 250cc disetel untuk kenyamanan perjalanan jauh.

Secara teori, motor matik 250cc seharusnya lebih bertenaga dibandingkan motor matik 150cc. Sebab, kapasitas mesinnya lebih besar sehingga tenaga dan torsi yang dihasilan motor matik 250cc pasti jauh lebih besar dari matik 150cc. Tapi itu teori di atas kertas.

Sebab, banyak kasus motor matik 250cc kalah lincah dibandingkan motor matik 150cc di tanjakan atau jalanan perbukitan. Kenapa ini bisa terjadi, ya? Yuk, kita bahas apa yang menyebabkan motor matik 250cc terasa kurang greget di tanjakan dibandingkan motor dengan kubikasi mesin yang lebih kecil.

1. Bobot motor yang lebih berat

Yamaha X-Max (yamaha-motor.co.id)
Yamaha X-Max (yamaha-motor.co.id)

Salah satu alasan paling mencolok adalah bobot. Motor matic 250cc umumnya memiliki bobot yang jauh lebih berat daripada motor matic 125cc. Sebagai gambaran, Yamaha XMAX 250 memiliki bobot sekitar 180 kg, sedangkan Honda Vario 125 hanya sekitar 112 kg. Perbedaan bobot yang signifikan ini sangat terasa ketika motor dihadapkan pada tanjakan, apalagi jika membawa penumpang atau barang tambahan.

Meski mesin 250cc menghasilkan tenaga lebih besar, tenaga tersebut harus bekerja lebih keras untuk menggerakkan beban yang lebih berat. Jadi, dalam kondisi tanjakan yang membutuhkan torsi langsung, motor yang lebih ringan seperti matic 125cc bisa melaju lebih cepat karena tidak terbebani oleh bobot besar.

2. Setelan CVT dan karakter tenaga

Ilustrai membersihkan CVT motor (suzuki.co.id)
Ilustrai membersihkan CVT motor (suzuki.co.id)

Motor matic menggunakan sistem transmisi CVT (Continuously Variable Transmission), dan setiap pabrikan menyetel CVT sesuai dengan karakter motornya. Matic 125cc biasanya disetel untuk memberikan respons awal yang cepat dan agresif, sehingga cocok digunakan di jalanan perkotaan yang padat. Di sisi lain, motor 250cc umumnya disetel untuk kenyamanan perjalanan jauh atau touring, dengan tenaga yang baru terasa optimal di putaran menengah hingga atas.

Inilah sebabnya, ketika menghadapi tanjakan curam dan pendek, matic 125cc dengan tarikan bawah yang responsif dapat langsung melesat, sedangkan matic 250cc masih berada di putaran rendah dan belum mengeluarkan tenaga maksimal.

3. Gaya berkendara dan respons throttle

Ilustrasi berkendara motor  (wahanahonda.com)
Ilustrasi berkendara motor (wahanahonda.com)

Gaya berkendara juga berperan besar dalam performa motor di tanjakan. Banyak pengendara matic 250cc yang cenderung membuka gas secara halus dan bertahap, sesuai dengan karakter motornya yang nyaman dan stabil.

Sementara itu, pengendara matic 125cc biasanya lebih agresif dalam menarik gas, karena tahu bahwa motor kecil perlu putaran mesin tinggi untuk menanjak dengan cepat.

Respons throttle yang cepat dan gaya berkendara yang lebih lincah membuat matic 125cc terasa lebih bertenaga saat menanjak, meskipun sebenarnya tenaga maksimalnya jauh lebih kecil dari matic 250cc.

4. Performa mesin dan perawatan

Ilustrai membersihkan CVT motor (wahanahonda.com)
Ilustrai membersihkan CVT motor (wahanahonda.com)

Faktor teknis lainnya adalah kondisi mesin dan komponen transmisi seperti CVT, roller, kampas ganda, dan belt. Jika motor matic 250cc tidak dalam kondisi prima atau jarang diservis, maka performanya bisa menurun drastis. Sementara matic 125cc yang rutin dirawat dan komponennya dalam kondisi baik akan tetap responsif dan gesit.

Sering kali, performa di lapangan lebih ditentukan oleh perawatan rutin dibandingkan sekadar angka spesifikasi di atas kertas. Motor yang sehat dan ringan akan selalu tampil maksimal dalam berbagai kondisi, termasuk tanjakan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us