Motor Bebek Petualang Yamaha PG-1 Dirilis, Siap Lawan Honda CT125
Jakarta, IDN Times - Segmen motor bebek dengan gaya adventure atau petualang memang belum seramai segmen matic bongsor. Di Indonesia, sampai saat ini yang masih menjual motor bebek petualang hanyalah PT Astra Honda Motor, dengan Honda CT125.
Menariknya, Yamaha sepertinya sudah mulai tertarik untuk terjun di segmen tersebut. Karena di Thailand, Yamaha baru saja merilis PG-1 yang merupakan motor bebek bergaya petualang tulen.
1. Desain
Secara desain memang unik banget, gak seperti kebanyakan motor bebek yang sering wara-wiri di Indonesia. Desain Yamaha PG-1 bisa dibilang menggabungkan unsur klasik dengan adventure.
Hal itu terlihat dari lampu depannya berbentuk bulat dengan desain body yang minimalis, lalu setangnya model telanjang yang tinggi dan lebar layaknya setang motor trail.
2. Kaki-kaki jenjang
Sebagai motor petualang ringan, Yamaha menyematkan suspensi depan yang full seperti motor sport dengan jarak main 130 mm, sementara di belakang menggunakan suspensi ganda dengan jarak main 109 mm.
Kedua suspensi menjepit pelek jari-jari berdiameter 16 inci, yang dibalut ban model off-road. Pengeremannya hanya bagian depan saja yang sudah pakai cakram, sementara yang belakang masih tromol.
Dengan kaki-kaki tersebut, motor ini punya ground clearance 190 mm dengan tinggi jok 795 mm.
3. Spek mesin
Urusan performa, mesin Yamaha PG-1 ini disebut sama dengan Yamaha Vega Force, yaitu berkapasitas 114 cc 1 silinder dengan pendingin udara. Mesin ini bisa mengeluarkan tenaga puncak sekitar 8,6 dk pada 7.000 rpm, dengan torsi 9,5 Nm pada 5.500 rpm.
Fitur-fiturnya sendiri juga terbilang sederhana, lampu-lampunya masih pakai bohlam halogen dan juga panel instrumen analog. Tetapi, hal tersebut bisa membuat harga jual Yamaha PG-1 menjadi lebih terjangkau. Walaupun, saat ini harga resminya masih belum diumumkan.
Sebagai perbandingan, Honda CT125 saat ini ditawarkan dengan harga Rp81 jutaan on the road DKI Jakarta. Menarik nih kalau Yamaha Indonesia juga menjual PG-1 nantinya.
