Bagi banyak pengendara motor, terutama yang hobi memodifikasi, istilah gas spontan terdengar menarik karena memberikan kesan motor lebih cepat dan responsif. Komponen ini sering digunakan pada motor balap atau motor yang dipakai untuk ajang drag race, di mana kecepatan reaksi mesin menjadi hal penting. Namun, belakangan ini tren memasang gas spontan juga mulai merambah ke motor harian. Banyak pengendara percaya bahwa dengan mengganti gas standar menjadi gas spontan, motor akan terasa lebih bertenaga.
Sayangnya, tidak sedikit yang belum benar-benar memahami fungsi dan konsekuensi dari penggunaan gas spontan. Padahal, komponen ini tidak menambah tenaga mesin sama sekali, melainkan hanya mempersingkat jarak putar tuas gas sehingga respon motor terasa lebih cepat. Pertanyaannya, apakah perubahan kecil ini benar-benar dibutuhkan untuk pemakaian sehari-hari? Ataukah justru bisa menimbulkan risiko baru bagi pengendara di jalan umum?
