Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bemo (flickr.com/henry…)

Jauh sebelum adanya angkutan umum modern, seperti ojek daring, Indonesia dulu punya bemo sebagai moda transportasi andalan. Khususnya di kota-kota besar Indonesia, termasuk Jakarta hingga Bandung. Sayangnya, saat ini bemo sudah sangat jarang dijumpai.

Walau begitu, menarik untuk membahas sejarah bemo mengingat tranportasi ini pernah jadi 'primadona' angkutan umum di Indonesia. Nah, untuk tahu lebih lanjut asal-usulnya, simak artikel berikut ini. 

1. Sejarah bemo

daihatsu midget 1957 (dok. daihatsu-club.net)

Nama bemo berasal dari singkatan becak motor. Walau populer di Indonesia, angkutan umum ini sebetulnya berasal dari Jepang dan diproduksi oleh Daihatsu. Namun, saat itu bemo tidak menjadi tranportasi umum, melainkan kendaraan pribadi. 

Nah, ketika hadir di Indonesia, fungsi bemo beralih menjadi sarana transportasi penumpang dan dilengkapi tempat duduk. Kapasitasnya lebih banyak dibanding becak, ya.

Kendaraan roda tiga ini mulai digunakan di Indonesia pada 1962 untuk menyemarakkan event olahraga GANEFO. Mendapat sambutan positif, bemo mulai merambah ke kota-kota besar, seperti Bandung, Surabaya, Padang, hingga Denpasar.

Bemo lalu menjadi populer karena lebih efisien dibandingkan becak atau delman. Apalagi bemo juga bisa menjangkau jalanan yang sulit diakses. 

2. Desain bemo dari waktu ke waktu

daihatsu midget 1996 (dok. daihatsu-club.net)

Bemo sendiri berasal dari Daihatsu Midget model pertama yang masuk pasar otomotif Indonesia. Nah, untuk tahu lebih jelas mengenai perkembangannya, berikut evolusi bemo dari waktu ke waktu: 

  1. Desain awal (1950-an): Bemo awalnya memiliki bentuk sederhana dengan struktur dasar terbuka dan tanpa tempat duduk. Desain ini lebih fokus pada fungsionalitas sebagai kendaraan pengangkut barang.
  2. Modifikasi untuk penumpang (1960-an): Ketika mulai digunakan sebagai angkutan penumpang di Indonesia, modifikasi pun dilakukan. Tempat duduk ditambahkan di bagian belakang dengan beberapa model memiliki atap untuk melindungi penumpang dari perubahan cuaca.
  3. Desain modern (1980-an - 1990-an): Seiring meningkatnya jumlah penumpang, bemo mengalami upgrade dari segi desain dan kenyamanan. Beberapa model dilengkapi dengan kursi yang lebih nyaman, kaca samping, dan cat berwarna cerah untuk menarik perhatian penumpang.
  4. Inovasi dan variasi (2000-an): Banyak produsen lokal mulai memodifikasi bemo dengan inovasi baru. Desainnya menjadi lebih variatif dan menggunakan sistem suspensi makin canggih, serta mesin efisien.

3. Awal kepunahan bemo

ilustrasi mengendarai bemo (dok. Pemprov Sumut)

Setelah mengalami masa kejayaan yang bertahan lama, bemo mulai tersingkir pada awal 1980. Hal itu karena muncul banyak jenis transportasi umum lain yang lebih canggih dan bisa menampung banyak penumpang. 

Bemo juga cenderung kurang aman dalam hal stabilitas, terutama saat melintasi jalan tidak rata. Kecepatan bemo pun lebih lambat dibandingkan kendaraan roda empat.

Selain itu, suku cadang yang sulit serta jarangnya bengkel yang bisa menangani bemo membuat kendaraan ini perlahan menghilang dari jalanan. Seiring berkembangan zaman, bemo mulai ditinggalkan oleh penumpang yang memilih kendaraan roda empat.

4. Nasib bemo pada era modern

ilustrasi mengendarai bemo (unsplash.com/K Munggaran)

Pada era modern atau sekarang ini, bemo masih tetap ada, tetapi mengalami modifikasi dan penyesuaian. Saat ini mulai banyak produsen lokal yang menyulap bemo dengan tenaga listrik sehingga membuat kendaraan ini rendah emisi. Tak hanya itu, bemo modern hadir dengan desain futuristik. 

Dilansir laman resmi Pemkot DKI, pemerintah berencana mengganti bemo dengan armada yang lebih modern, yaitu bajaj Qute dengan 4 roda. Untuk itu, pemilik bemo akan diarahkan mengganti armadanya dengan bajaj roda empat ini.

Nah, itulah sejarah bemo yang kini mulai banyak terlupakan. Kamu sudah pernah naik bemo belum, nih? 

Penulis: Andi Muhammad Ihsan

Editorial Team