Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
pengerjaan di bengkel motor (wahanahonda.com)
pengerjaan di bengkel motor (wahanahonda.com)

Intinya sih...

  • Ukuran atau tipe V-belt tidak sesuai spesifikasi

  • Komponen CVT lain sudah aus atau kotor

  • Proses pemasangan kurang presisi

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak pemilik motor matic yang kaget ketika tarikan motornya justru terasa berat setelah mengganti V-belt. Padahal, komponen ini berperan penting dalam menyalurkan tenaga dari mesin ke roda belakang. Secara logika, V-belt baru seharusnya membuat motor terasa lebih responsif dan enteng. Tapi kalau yang terjadi malah sebaliknya, ada beberapa penyebab yang perlu kamu pahami sebelum menyalahkan bengkel atau onderdilnya.

V-belt atau sabuk penggerak bekerja layaknya rantai otomatis di motor matic. Fungsinya meneruskan tenaga dari pulley depan ke pulley belakang melalui sistem CVT (Continuously Variable Transmission). Karena itu, sedikit saja ketidaksesuaian ukuran, tekanan, atau pemasangan bisa langsung memengaruhi performa tarikan motor. Jadi kalau motor terasa berat setelah ganti V-belt, besar kemungkinan bukan mesinnya yang bermasalah, tapi faktor teknis di sistem CVT.

1. Ukuran atau tipe V-belt tidak sesuai spesifikasi

ilustrasi mengganti v-belt motor matic Honda (wahanahonda.com)

Setiap motor punya ukuran V-belt yang berbeda, dan sering kali perbedaannya sangat tipis—baik dari panjang, ketebalan, maupun sudut sabuknya. Kalau bengkel memasang V-belt yang sedikit lebih panjang atau pendek dari standar, maka posisi pulley tidak akan optimal. Akibatnya, tenaga dari mesin tidak tersalur sempurna ke roda, membuat tarikan jadi berat atau tersendat. Karena itu, penting banget memastikan kode dan ukuran V-belt sesuai dengan katalog resmi pabrikan motormu.

2. Komponen CVT lain sudah aus atau kotor

ilustrasi proses penggantian v-belt pada motor matic Honda Genio (wahanahonda.com)

V-belt memang diganti, tapi bagaimana dengan rumah roller, pulley, dan per CVT-nya? Kalau komponen lain sudah aus, kotor, atau kering dari pelumas, tarikan bisa tetap berat walau sabuknya baru. Roller yang sudah peyang atau per yang terlalu keras bisa bikin akselerasi tertahan di awal. Biasanya hal ini terasa seperti motor “ngerem sendiri” atau butuh gas lebih dalam untuk jalan. Jadi, saat ganti V-belt sebaiknya sekalian periksa semua komponen di CVT biar performanya seimbang.

3. Proses pemasangan kurang presisi

ilustrasi servis CVT dan mengganti V belt pada motor matic (dok. Astra Motor)

Kadang masalahnya sesederhana pemasangan yang kurang benar. V-belt yang terjepit, dipasang miring, atau pulley yang tidak dikencangkan sempurna bisa membuat sistem CVT bekerja tidak maksimal. Saat pertama kali diganti, sabuk baru juga butuh waktu menyesuaikan diri dengan permukaan pulley. Dalam 100–200 km pertama, gesekan masih tinggi dan bisa bikin motor terasa lebih berat. Kalau setelah masa itu tetap berat, kemungkinan besar ada kesalahan teknis dalam pemasangannya.

So, tarikan motor yang berat setelah ganti V-belt bukan hal aneh, tapi juga tidak boleh dibiarkan. Pastikan kamu mengganti dengan V-belt asli sesuai spesifikasi pabrikan, dan periksa seluruh komponen CVT secara menyeluruh. Jika perlu, lakukan pembersihan dan pengecekan roller, per CVT, serta grease-nya. Motor matic bekerja seperti orkestra kecil—semua komponennya harus selaras agar tenaga tersalurkan sempurna. Jangan tunggu sampai sabuk baru cepat aus hanya karena pemasangannya tidak tepat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team