Jakarta, IDN Times - Banyak aliran modifikasi sepeda motor, salah satunya aliran ban cacing. Disebut ban cacing karena ukuran bannya yang sangat kecil, mirip cacing. Tren ban cacing ini mulai merebak di Thailand sebelum menjalar ke Indonesia.
Banyak biker menganggap ban cacing membuat tampilan motor menjadi lebih unik. Selain itu tarikan motor juga menjadi lebih agresif. Tapi penggunaan ban yang super tipis itu bukan tanpa risiko, lho.
Motor akan mengalami peningkatan dalam hal performa, terutama saat tarikan gas pertama yang lebih enteng. Selain itu, akselerasi dari motor juga akan meningkat. Ini akan berbeda dengan motor yang menggunakan ban standar. Jadi, tidak heran jika ban cacing kerap digunakan dalam ajang balapan motor, terutama drag racing.
Karena bobotnya yang ringan, ban cacing bisa membuat rantai dan gear motor lebih awet dari biasanya. Hal itu karena rantai dan gear tidak akan bekerja ekstra jika tarikannya sudah enteng. Walau begitu, tidak disarankan untuk menggunakan ban cacing untuk aktivitas harian, ya.
Tidak direkomendasikan menggunakan ban cacing untuk berkendara sehari-hari. Karena ukurannya yang kecil, penggunaan ban cacing bisa membahayakan keselamatan biker sendiri.
Penggunaan ban cacing bisa menyebabkan terjadinya selip atau tergelincir. Jika motor yang dipasangkan ban cacing sedang dalam kecepatan tinggi, maka motor tersebut tidak bisa bermanuver dengan baik akibat ukuran ban yang kecil.
Mudahnya, berat ban cacing yang kecil tidak bisa mengimbangi bobot motor, ditambah dengan pengendaranya.
Memang ban cacing bisa membuat umur rantai dan gear motor lebih awet. Namun disisi lain, penggunaan ban cacing dapat merusak pelek motor kamu, lho. Ban yang ukurannya lebih kecil tidak akan sanggup menahan benturan atau getaran yang dapat terjadi, sehingga pelek motor akan bengkok.