Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Strategi Perencanaan Konten Kreatif dalam Berbisnis

Pexels.com/Anthony Shkraba
Pexels.com/Anthony Shkraba

Jakarta, IDN Times - Peran media sosial sebagai satu medium pemasaran sebuah produk saat ini begitu penting, terutama sejak pandemik COVID-19 menyerang Indonesia dan dunia dalam kurun waktu dua tahun ke belakang.

Tak heran jika publik sebagai konsumen disuguhi beragam konten promosi yang kreatif dan menarik hati dari para pengusaha, baik dari skala kecil hingga besar.

Beragam konten pemasaran kreatif tersebut tentunya tidak hadir begitu saja melainkan telah melewati serangkaian proses yang tidak mudah.

Oleh karena itu, dalam ShopeePay Talk yang digelar Selasa (22/2/2022), Founder dan CEO Baso Aci Akang, Dandi Sepsaditri dan Marketing Manager Bobobox, Ahmad Qois serta Founder & CEO Garis Temu, Giorrando Grissandy membagikan tiga strategi khusus untuk kamu terapkan pada proses perencanaan konten kreatif dalam berbisnis. Berikut ulasannya.

1. Gali preferensi audiens dan tonjolkan daya pikat jenama atau brand

instagram.com/basoaciakang

Layaknya aset bisnis, saat ini akun media sosial juga memegang peranan penting sebagai platform penghubung antara bisnis dengan audiensnya mulai dari konsumen, calon konsumen, hingga masyarakat secara luas.

Untuk menyusun formula komunikasi yang tepat melalui konten, kamu sebagai pemilik jenama harus mengenali preferensi, kecenderungan, serta perilaku dari audiensmu.

“Kehadiran beragam platform digital, fitur, hingga tren telah membuat spektrum konten di media sosial menjadi sangat luas dan dinamis. Untuk itu, guna menyuguhkan konten yang engaging, pebisnis harus kenal betul gaya komunikasi, preferensi, serta profil dari audiensnya. Selain mengenali konsumen, brand juga jangan lupa untuk bisa mengidentifikasi kelebihan serta daya pikat dari produk yang ditawarkan," kata Dandi.

Di Baso Aci Akang, sambung Dandi, dirinya sangat mengandalkan aspek visual demi menonjolkan keistimewaan produknya yang merupakan makanan dan minuman.

"Seluruh konten kami dirancang untuk bisa memperlihatkan kelezatan yang diharapkan dapat menggugah selera dan mendorong konsumen untuk membeli produk kami," katanya.

2. Memadukan pengalaman konsumen dengan integrasi media sosial

Pemandangan bagian dalam salah satu pods milik Bobobox. (Instagram.com/bobobox_id)

Media sosial yang senantiasa berevolusi seiring dengan dinamika perubahan tren dan perilaku konsumen menuntut jenama untuk terus beradaptasi agar tetap relevan dengan situasi terkini.

Salah satu cara yang dapat kamu terapkan selaku pemilik jenama adalah menciptakan pengalaman konsumen yang optimal dan terintegrasi, baik secara luring maupun daring. Untuk melakukan hal tersebut, kamu bisa memanfaatkan platform media sosial.

Ahmad Qois pun membeberkan bagaimana Bobobox tidak hanya melayani konsumen melalui layanan penginapan, tetapi juga membangun hubungan dengan konsumen melalui media sosial.

“Bobobox selalu berusaha untuk mengoptimalkan customer journey yang hybrid, terintegrasi, dan berkelanjutan. Tidak hanya saat konsumen menggunakan produk kita, tetapi juga bagaimana kita bisa terus menjaga komunikasi dengan konten-konten yang relevan di media sosial sehingga konsumen tertarik untuk melakukan pembelian kedua, ketiga, dan seterusya," ucap Qois.

Contohnya, sambung dia, belakangan ini konsep staycation mulai marak dan menjadi kebutuhan hiburan untuk masyarakat. Situasi ini lantas dimanfaatkan Bobobox untuk mengajak audiens mengeksplorasi opsi staycation secara virtual melalui media sosial. Dengan begitu, Bobobox sebagai sebuah jenama bisa terus dekat dan hadir di tengah audiens.

3. Jalin kedekatan dengan persona brand yang berkarakter

Ilustrasi Kepuasan konsumen toko online. pexels.com/Andrea Piacquadio

Satu hal lainnya yang bisa membuat jalinan kedekatan antara jenama dan audiens atau konsumen adalah dengan memanfaatkan aspek 'sosial' di dalam media sosial. Dengan demikian, audiens atau konsumenmu sebagai makhluk sosial harus menjadi fokus utamanya.

"Brand dapat membangun persona yang kuat, menyampaikan konten yang mengandung nilai-nilai brand, hingga menjalin komunikasi yang transparan dengan audiensnya untuk membangun kepercayaan. Dalam bermedia sosial, memanusiakan brand merupakan salah satu kiat yang bisa diterapkan pada banyak aspek," kata Giorrando.

Jika hal itu dilakukan maka kamu bisa menyajikan sisi humanis di balik jenamamu sehingga kesan lebih akrab dengan audiens atau konsumen bisa tercipta. Alhasil, kepercayaan dan kedekatan pun menjadi terjalin antara jenamamu dan audiens atau konsumen.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ridwan Aji Pitoko
EditorRidwan Aji Pitoko
Follow Us