Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Faktor Ekonomi yang Diam-Diam Pengaruhi Kesehatan Mentalmu 

wanita sedang bersedih (pexels.com/ RDNE Stock project)

Kesehatan mental sering dikaitkan dengan masalah pribadi, hubungan, atau tekanan kerja. Tapi tanpa disadari, kondisi ekonomi juga ikut ambil bagian dalam mempermainkan emosi dan pikiran. Bahkan, hal kecil seperti saldo tabungan bisa bikin tidur gak nyenyak.

Ada banyak hal dari dunia ekonomi yang bisa memengaruhi stabilitas mental seseorang. Bukan cuma karena kurang uang, tapi juga karena tekanan sosial dan ketidakpastian masa depan. Artikel ini bakal ngebahas beberapa faktor ekonomi yang diam-diam punya efek besar terhadap ketenangan batin.

1. Penghasilan gak stabil

ilustrasi menghitung pajak (freepik.com)

Punya penghasilan yang gak menentu setiap bulan bisa bikin kepala penuh pikiran. Apalagi kalau pengeluaran rutin terus berjalan, sementara pemasukan gak selalu datang tepat waktu. Rasa cemas akan muncul saat mencoba mengatur semuanya agar tetap cukup sampai akhir bulan.

Kondisi ini sering dialami pekerja lepas atau pelaku freelance yang penghasilannya bergantung pada proyek. Ketidakpastian ini pelan-pelan menggerogoti rasa aman dan membuat stres berkepanjangan. Akhirnya, bukan cuma fisik yang capek, tapi mental juga ikut lelah.

2. Biaya hidup yang terus naik

ilustrasi menghitung ulang kondisi keuangan (freepik.com/tirachards)

Setiap tahun, harga kebutuhan pokok naik pelan-pelan tapi pasti. Mulai dari makanan, transportasi, sampai tagihan listrik, semuanya terasa makin berat di kantong. Kenaikan ini membuat banyak orang merasa tertinggal dan kesulitan menyesuaikan diri.

Saat pendapatan tetap segitu-gitu aja, tapi pengeluaran terus naik, muncul rasa frustrasi yang sulit dihindari. Hal ini menciptakan tekanan batin karena merasa selalu kekurangan. Padahal sebelumnya semuanya terasa cukup dan normal-normal aja.

3. Utang menumpuk

ilustrasi stres. (Pexels.com/wayhomestudio)
ilustrasi stres. (Pexels.com/wayhomestudio)

Utang kadang jadi jalan keluar tercepat waktu kondisi keuangan lagi mepet. Tapi kalau gak diatur dengan baik, bisa jadi bumerang yang bikin stres setiap harinya. Rasa bersalah dan tekanan buat bayar utang bisa ngacauin mood seharian.

Setiap kali ada pesan masuk atau telepon tak dikenal, langsung panik karena takut itu penagih. Ini menciptakan rasa takut yang terus menghantui meskipun sedang santai. Pelan-pelan, hal itu merusak rasa percaya diri dan bikin makin terpuruk secara emosional.

4. Gak punya tabungan

ilustrasi stres pekerjaan (freepik.com/diana.grytsku)
ilustrasi stres pekerjaan (freepik.com/diana.grytsku)

Ketiadaan tabungan bikin hidup terasa gak aman, apalagi di situasi darurat. Rasa was-was kalau tiba-tiba sakit, kehilangan pekerjaan, atau ada kebutuhan mendesak sering menghantui pikiran. Ketidakpastian ini bikin susah buat fokus dan merasa tenang.

Banyak orang yang akhirnya terjebak dalam pola hidup dari gaji ke gaji. Kondisi ini menumbuhkan rasa cemas terus-menerus karena gak punya pegangan di masa sulit. Padahal tabungan sering dianggap sebagai pelindung kecil yang bisa memberi rasa nyaman secara mental.

Dari keempat faktor tadi, kelihatan banget kalau kondisi ekonomi bukan cuma soal angka di rekening, tapi juga berpengaruh besar ke kondisi mental. Ketidakstabilan penghasilan, kenaikan biaya hidup, utang yang menumpuk, dan gak adanya tabungan bisa jadi pemicu stres yang terus menekan secara diam-diam. Jadi, penting banget buat lebih peka dan sadar bahwa menjaga kesehatan finansial juga bagian dari menjaga kesehatan mental.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fahri risar
EditorFahri risar
Follow Us