Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal yang Diajarkan Orang Tua Kaya tapi Jarang di Kelas Menengah

Ilustrasi orang kaya (freepik.com)
Intinya sih...
  • Keluarga kaya mengajarkan anak-anak untuk memperoleh penghasilan sendiri, bukan hanya memberikan uang jajan.
  • Anak-anak diajarkan memandang uang sebagai alat menciptakan nilai, berinvestasi sejak dini, dan memahami kewajiban pajak.

Sering dikatakan, terutama di Amerika Serikat (AS) bahwa orang kaya semakin kaya. Hal ini wajar karena membangun kekayaan lebih mudah jika sudah memiliki modal untuk investasi, pendidikan finansial, dan orang tua yang sukses sebagai pembimbing.

Contohnya, Amazon mungkin tidak ada saat ini jika orang tua Jeff Bezos tidak memberikan modal awal sekitar 250 ribu dolar AS untuk memulai toko buku online di garasinya, sebagaimana banyak dilaporkan berbagai sumber. Namun, bukan hanya modal yang membuat Bezos unggul. Dalam sebuah artikel People, Bezos menyebut orang tuanya sebagai sosok yang penuh kasih dan mendukung.

Selain modal awal dan jaringan pengaman yang memungkinkan pengambilan risiko lebih besar, apa lagi yang diberikan orang tua kaya kepada anak-anak mereka yang jarang dilakukan keluarga kelas menengah?

Dilansir dari Nasdaq, berikut ilmu finansial yang diajarkan orang tua kaya kepada anak mereka.

1. Pelajaran nyata tentang pentingnya penghasilan

Ilustrasi uang (freepik.com)

Keluarga kelas menengah biasanya memberikan uang jajan untuk mengajarkan dasar menabung dan bunga majemuk. Namun, keluarga kaya menekankan nilai memperoleh penghasilan sendiri.

“Tidak disarankan keluarga kaya hanya memberikan uang jajan, apalagi jika anak-anak tidak belajar menghasilkan uang,” kata Brian Weiner, pendiri Family Office Resource Group.

Taryn Pumphrey, Presiden Ledger Lift, setuju dengan hal ini. Ia mencontohkan, seorang pemilik bisnis ritel yang melibatkan anak-anaknya dalam usaha keluarga.

“Alih-alih sekadar memberi uang jajan, mereka mengaitkan penghasilan anak dengan tugas bisnis seperti menghitung stok atau mengatur kuitansi, sekaligus mengajarkan literasi keuangan dan operasi bisnis,” ujarnya.

2. Memahami uang sebagai alat

Ilustrasi pengelolaan finansial (freepik.com)

Keluarga kaya sering berdiskusi secara terbuka dan netral tentang uang, sehingga anak-anak belajar memandang uang sebagai alat untuk menciptakan nilai, bukan tujuan akhir.

“Sebagai penasihat keuangan untuk keluarga kaya, saya melihat mereka mengajarkan anak agar uang dipakai sebagai sarana menciptakan nilai, bukan sekadar untuk dibelanjakan,” kata Presiden RVW Wealth, Jonathan Gerber.

3. Investasi vs menabung

Ilustrasi investasi (freepik.com)

Sejalan dengan filosofi ini, anak-anak diajarkan membedakan penggunaan uang untuk investasi yang menghasilkan pendapatan, dan pembelian barang yang cepat kehilangan nilainya. Weiner mengatakan, anak bisa mulai berinvestasi sejak SD, seperti yang dilakukan pada anaknya.

“Saya tanya kebutuhan dasar menurutnya. Dia jawab, ‘makanan, tempat tinggal, kesehatan, dan hiburan,’ saya setuju. Saya suruh dia cari perusahaan di bidang itu lalu beli saham yang dia minati dan nyaman. Meski ada untung dan rugi, dia belajar cara kerja pasar,” tuturnya.

Pumphrey menambahkan, pengalaman langsung berinvestasi ini dimulai lebih awal di keluarga kaya dibanding kelas menengah yang lebih fokus menabung.

4. Pajak

Ilustrasi pajak (freepik.com)

Dengan investasi, datang kewajiban pajak. Keluarga kaya tidak menyembunyikan soal pajak dan cara mengurangi beban pajak dari anak-anaknya.

“Saya ajarkan anak saya bahwa jika menjual saham sebelum 12 bulan, dia harus bayar pajak. Penting bagi anak tahu penghasilan, bukan jumlah yang benar-benar diterima,” kata Weiner.

5. Kewirausahaan

Ilustrasi membangun bisnis (freepik.com)

Yang paling penting, para ahli sepakat bahwa mengajarkan kewirausahaan krusial untuk membangun kekayaan.

“Tidak ada kata terlambat. Mulailah sedini mungkin. Bantu mereka menyadari bisa menyediakan jasa atau produk yang dibutuhkan dan menghasilkan uang dari situ,” ujar Weiner.

Gerber berbagi pengalaman sebagai orang tua. “Saat anak saya umur 12 tahun ingin sepeda baru, saya bantu dia bikin usaha jalan-jalanin anjing untuk mengumpulkan uang, sambil mengajarkan margin keuntungan dan layanan pelanggan,” katanya.

"Usaha seperti ini, terutama jika mulai berkembang dan melibatkan remaja lain, mengajarkan nilai penting tentang pertumbuhan kekayaan melalui kepemilikan bisnis, bukan hanya kerja personal," tambah Pumphrey.

Dengan memahami dan menerapkan pelajaran finansial yang diajarkan oleh orang tua kaya, anak-anak dapat mempersiapkan diri lebih baik untuk membangun masa depan yang sukses dan mandiri secara finansial. Mulailah membangun kebiasaan ini sejak dini agar peluang meraih kebebasan ekonomi semakin terbuka lebar.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us