Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tanda Kamu FOMO saat Investasi, Berpotensi Boncos!

ilustrasi investasi( pexels.com/pixabay)

FOMO, atau Fear of Missing Out adalah fenomena psikologis saat seseorang merasa cemas atau takut bahwa mereka akan kehilangan kesempatan atau pengalaman yang penting.

Dalam konteks investasi, FOMO dapat menjadi salah satu penyebab utama pengambilan keputusan yang buruk dan potensial mengakibatkan kerugian finansial. Berikut adalah lima tanda kamu FOMO saat investasi. Ketahui lebih dini lebih baik.

1. Mengikuti tren tanpa riset yang cukup

ilustrasi investasi( pexels.com/pixabay)

Salah satu tanda utama FOMO dalam investasi adalah kecenderungan untuk mengikuti tren tanpa melakukan riset yang cukup. Ini mungkin kesalahan yang terlihat kecil, tapi bisa berdampak besar pada investasimu ke depannya nanti.

Ketika kamu melihat banyak orang sukses atau mendapat keuntungan dari suatu aset atau pasar tertentu, kamu mungkin merasa tertarik untuk ikut serta tanpa mempertimbangkan faktor-faktor fundamental yang sebenarnya.

2. Panik saat harga aset meningkat atau turun

ilustrasi investasi( pexels.com/pixabay)

Ketika harga suatu aset mulai meningkat dengan cepat, FOMO dapat mendorongmu untuk terjun ke pasar tanpa pertimbangan yang matang. Begitu juga saat harga aset tiba-tiba menurun, kamu mungkin merasa panik dan tergoda untuk menjual asetmu demi menghindari kerugian lebih lanjut.

Kedua situasi ini menunjukkan bahwa kamu mungkin terjebak dalam FOMO dan tidak lagi melakukan pengambilan keputusan berdasarkan analisis yang rasional. Kamu mungkin merasa terdorong untuk membeli aset tersebut karena takut kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang besar.

3. Menjadi terlalu aktif dalam trading

ilustrasi investasi( pexels.com/pixabay)

FOMO juga dapat mendorong seseorang untuk menjadi terlalu aktif dalam trading, dengan seringnya melakukan pembelian dan penjualan aset tanpa rencana yang jelas. Ketika kamu terus-menerus memantau pergerakan pasar dan merasa perlu untuk terlibat dalam setiap perubahan harga, ini bisa menjadi tanda bahwa kamu sedang mengalami FOMO.

Terlalu sering melakukan trading juga dapat mengakibatkan biaya transaksi yang tinggi dan mengurangi hasil investasimu dalam jangka panjang. Akibatnya, kamu mungkin menjadi terjebak dalam siklus trading yang tidak produktif dan berisiko tinggi.

4. Mengabaikan rencana investasi

ilustrasi investasi( pexels.com/pixabay)

Jika kamu menemukan dirimu sering kali melanggar rencana investasi karena karena tergoda oleh kesempatan yang muncul, ini bisa menjadi tanda FOMO. Rencana investasi dibuat dengan mempertimbangkan tujuan keuangan, toleransi risiko, dan jangka waktu investasimu.

Ini dapat mengakibatkan ketidaksesuaian antara tindakan investasi kamu dengan tujuan jangka panjangmu, yang pada akhirnya dapat berdampak negatif pada hasil investasi kamu. Belajar dari kesalahan untuk tidak mengabaikan rencana investasi yang seharusnya kamu buat.

5. Tidak mampu menerima kerugian

ilustrasi investasi( pexels.com/pixabay)

Salah satu aspek dari FOMO adalah ketidakmampuan untuk menerima kerugian atau kegagalan. Kamu yang merasa tidak mau menerima kekalahan dan akhirnya enggan untuk banyak belajar dari kesalahanmu sebelumnya.

Jika kamu merasa sulit untuk mengakui bahwa investasimu mengalami kerugian atau tidak berjalan sesuai harapan, ini bisa menjadi tanda bahwa kamu sedang terjebak dalam FOMO. Dan ini akan membuatmu tidak bisa berkembang lebih baik lagi ke depannya nanti.

Dalam mengenali tanda kamu FOMO saat investasi, penting untuk tetap tenang dan rasional dalam pengambilan keputusan. Hindari terjebak dalam emosi pasar dan selalu ingat untuk melakukan riset yang cukup serta mengikuti rencana investasi yang telah kamu buat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mayang Ulfah Narimanda
Debby Utomo
Mayang Ulfah Narimanda
EditorMayang Ulfah Narimanda
Follow Us