7 Tips Investasi ala Ridho Wardana yang Pernah Cuan Miliaran Rupiah

Jakarta, IDN Times – Tren investasi di kalangan millennial dan Gen Z semakin meningkat. Banyak dari mereka yang mulai menyisihkan uang pemberian orang tua atau pendapatannya untuk diinvestasikan dalam berbagai instrumen, apakah itu saham, pasar uang, atau cryptocurrency, dengan harapan passive income yang diperoleh bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.
Salah satu pemuda Indonesia yang sukses melakukan hal itu adalah Ridho Wardana. Di usia 22 tahun, pemuda asal Pangkalpinang itu berhasil meraup cuan miliaran rupiah dari investasi.
“Mulai tertarik investasi itu tahun 2018, waktu itu saya ikutan seminar di salah satu universitas di Jogja. Karena tertarik, saya daftarlah di salah satu sekuritas ternama. Modal pertama yang saya keluarkan itu dari uang tabungan SMA,” kata Ridho dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times.
Untuk lengkapnya, berikut tips investasi ala Ridho yang bisa diikuti oleh sobat millennial dan Gen Z sekalian!
1. Jangan bergantung pada satu aset

Ridho terjun ke dunia investasi ketika berusia 17 tahun. Saat itu, dia memiliki keyakinan bahwa keuntungan besar di dunia saham bisa menjadikannya kaya di usia muda.
Buah manis berhasil ia petik pada 2021, ketika Ridho mulai menjajaki cryptocurrency dengan tujuan mendapatkan cuan lebih besar dari investasi jangka pendek. Di tahun yang sama juga, Ridho berkomitmen untuk mulai membeli saham Blue Chip dari beberapa perusahaan ternama Indonesia.
Keuntungan yang didapat dari investasi saham dan kripto tersebut Ridho alokasikan kembali untuk membeli aset lain seperti tanah, SBN (Surat Berharga Negara), hingga deposito di sejumlah bank.
“Untuk menghindari kerugian, saya mengalokasikan keuntungan saham dan kripto di beberapa asset digital dan nyata. Mulai dari deposito, SBN, sampai tanah yang saya beli di Kota Pangkalpinang. Seperti kata pepatah, jangan menaruh telur dalam keranjang yang sama. Maka itulah yang saya lakukan, perbanyak portofolio aset,” Kata Ridho.
2. Jangan jadikan FOMO sebagai dasar untuk mengambil keputusan

Tak semulus kelihatannya, Ridho juga sempat mengalami kerugian yang cukup besar saat menekuni saham dan kripto.
Saat itu, market crypto dan saham memang sedang mengalami crash, sehingga sejumlah aset yang dimiliki Ridho mengalami penurunan nilai.
“Saya kehilangan ratusan juta dalam beberapa waktu saja. Penyebabnya karena market crash, sehingga aset saham dan kripto jatuh. Terus saya juga FOMO (fearing of missing out), sehingga tidak bisa mengontrol diri,” ungkapnya.
Dari kejadian tersebut, Ridho tidak kapok. Dia justru memetik pelajaran agar lebih berhati-hati dalam berinvestasi.
3. Beli aset potensial saat nilainya turun bisa jadi opsi

Setelah berkecimpung kira-kira 5 tahun di dunia investasi, Ridho telah berhasil meraih keuntungan besar dari berbagai instrumen.
“Kalau keuntungan bervarian, kadang jutaan. Tapi kalau ditotal dari awal mulai inves dan kripto, itu sudah milyaran,” ungkap dia.
Salah satu strategi yang dilakukan Ridho adalah membeli aset ketika trennya sedang kurang baik di pasar.
“Saat itu sejumlah aset yang saya miliki mengalami kenaikan yang lumayan, dan kebetulan saya membelinya saat kondisi market sedang merah. Jadi untungnya sangat lumayan," katanya.
4. Jangan cepat puas, terus belajar

Kini, Ridho kerap berbagi edukasi seputar dunia investasi melalui akun Instagramnya.
Kendati begitu, dia juga sadar bahwa ilmunya belum seberapa. Sehingga, dia masih sering mengikuti berbagai pelatihan dan seminar, utamanya agar lebih hebat menganalisis peluang di pasar saham dan kripto.
“Untuk proses belajar awal itu dari ikutan seminar-seminar, kemudian terus belajar mandiri melalui YouTube dan forum-forum diskusi,” katanya.
5. Mulai dari menjadi investor, bukan trader

Kepada generasi muda yang tertarik dengan saham atau kripto, Ridho menyarankan supaya mereka mengawali petualangannya dengan menjadi investor.
Tren yang beredar saat ini adalah banyak pemula yang baru terjun tapi memilih untuk menjadi trader, dengan harapan mendapat keuntungan besar dalam jangka waktu pendek. Sayangnya, mereka kadang lupa bahwa trader juga memiliki sifat high risk.
“Untuk pemula ada baiknya menjadi jadi investor terlebih dahulu, karena lebih mudah untuk dipahami. Dan risikonya juga tidak terlalu besar,” usul dia.
6. Dukungan orang tua juga penting

Ridho kemudian menyoroti pentingnya dukungan orang tua bagi Gen Z yang menekuni dunia investasi, khususnya bagi mereka yang menggunakan uang pemberian orang tua untuk berinvestasi.
“Harus bisa memberikan bukti bahwa kita punya penghasilan dari investasi,” kata dia.
“Dan yakinkan juga kedua orang tua bahwa income yang didapat dari investasi akan ditabung untuk masa tua nanti,” sambungnya.
7. Alokasikan budget investasi kamu sebijak mungkin

Terakhir, dia juga mengingatkan bahwa uang yang diinvestasikan tidak boleh mengganggu alokasi kebutuhan harian. Dengan kata lain, seorang investor harus pandai dalam manejemen keuangan pribadi.
“Ketika sudah terjun ke investasi, kita perlu mengatur keuangan sedemikian mungkin. Misalnya untuk kebutuhan pokok 40 persen, tabungan atau investasi 30 persen, dan 30 persen sisanya untuk dana darurat,” katanya.
“Jadi kita perlu tahu mana uang yang harus diinvestasikan, dan mana uang yang memang digunakan untuk kebutuhan pribadi,” tambah dia.