Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Direktur ADB di Indonesia, Jiro Tominaga. (IDN Times/Triyan)
Direktur ADB di Indonesia, Jiro Tominaga. (IDN Times/Triyan)

Intinya sih...

  • Pinjaman 500 juta dolar AS dari ADB untuk memperkuat daya saing ekonomi Indonesia, mendorong pertumbuhan hijau, dan mempercepat perdagangan.

  • Subprogram CITA fokus pada investasi hijau, penguatan sektor industri hijau, dan peningkatan daya saing nasional dalam menghadapi perubahan iklim.

  • CITA tahap III difokuskan pada peningkatan daya tarik investasi, penghapusan hambatan perdagangan, dukungan bagi UMKM, kesetaraan gender, dan inklusi keuangan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Asian Development Bank (ADB) menyetujui pinjaman berbasis kebijakan senilai 500 juta dolar AS atau sekitar Rp8,28 triliun (kurs Rp16.573 per dolar AS) untuk membantu Indonesia memperkuat daya saing ekonomi, mendorong pertumbuhan hijau, dan mempercepat perdagangan.

Dana ini merupakan bagian dari subprogram ketiga Program Daya Saing, Modernisasi Industri, dan Percepatan Perdagangan (CITA – Competitiveness, Industrial Modernization, and Trade Acceleration Program).

“Indonesia menargetkan menjadi negara berpenghasilan tinggi pada 2045 sebuah tujuan yang menuntut pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan transformasi struktural,” ujar Direktur ADB untuk Indonesia, Jiro Tominaga, dalam keterangannya, Rabu (15/10/2025).

1. Bisa tarik lebih banyak investasi hijau

ilustrasi investasi (unsplash.com/@towfiqu999999)

Jiro menjelaskan, reformasi kebijakan dalam subprogram CITA, Indonesia dapat menarik lebih banyak investasi hijau dan berkelanjutan, mengurangi hambatan perdagangan, serta memperkuat peran usaha di daerah, termasuk yang dimiliki perempuan.

Program CITA berfokus pada penciptaan iklim investasi yang kondusif, penyederhanaan prosedur perdagangan, penguatan sektor industri hijau, serta peningkatan daya saing nasional dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.

2. CITA tahap I dan II pernah bantu pemerintah pascapandemik COVID-19

ilustrasi investasi (IDN Times/Sukma Shakti)

Menurutnya, subprogram ketiga ini melanjutkan dua tahap sebelumnya yang disetujui pada Oktober 2021 dan September 2023. Melalui CITA tahap I dan II, ADB telah membantu pemerintah mempercepat pemulihan ekonomi pascapandemik COVID-19.

"Hasilnya antara lain peluncuran platform perizinan usaha daring, penerapan rencana logistik nasional untuk memperlancar perdagangan, serta pengembangan sistem single window guna menyederhanakan prosedur ekspor-impor," ujarnya.

3. Fokus CITA tahap III

Ilustrasi investasi (Pixabay)

Tahap ketiga kini difokuskan pada peningkatan daya tarik investasi, penghapusan hambatan perdagangan, serta dukungan berkelanjutan bagi UMKM. Ia merinci langkah-langkah baru mencakup penerapan sistem perizinan otomatis berbasis daring, pemberian insentif pajak bagi industri kendaraan listrik, serta pembentukan program inkubator dan sensus nasional UMKM untuk memahami kebutuhan pelaku usaha kecil.

Indonesia juga memperkuat kesetaraan gender dan inklusi keuangan dengan menjadi negara kedua yang mengadopsi Women Entrepreneurs Finance Code, yang mendorong lembaga keuangan meningkatkan pembiayaan bagi usaha milik perempuan.

"Selain itu, pedoman pengadaan berkelanjutan diterbitkan untuk memperluas partisipasi UMKM dan bisnis perempuan," tegasnya.

Program CITA mendukung Visi Indonesia 2045 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029, serta menjadi bagian penting dari Strategi Kemitraan Negara ADB 2025–2029 yang menitikberatkan pada peningkatan daya saing ekonomi.

Editorial Team