Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Agustus Terjadi Deflasi 0,21 Persen, Terdalam Sejak 2019

Ilustrasi deflasi. (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi deflasi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa terjadi deflasi sebesar 0,21 persen pada Agustus 2022 bila dilihat secara bulanan atau month-to-month (mtm).

"Bahwa secara mtm, Agustus terjadi deflasi sebesar 0,21 persen. Ini merupakan yang terdalam sejak September 2019 di mana pada September 2019 terjadi deflasi 0,27 persen," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Kamis (1/9/2022).

1. Secara tahunan masih terjadi inflasi sebesar 4,69 persen

Ilustrasi Inflasi (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi Inflasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Sedangkan inflasi tahunan atau year-on-year (yoy) pada Agustus 2022 sebesar 4,69 persen, dan inflasi tahun kalender atau Agustus 2022 terhadap Agustus 2021 adalah 3,63 persen

"Tingkat inflasi tahun kalender pada Agustus 2022 sebesar 3,63 persen. Sementara itu tingkat inflasi tahunan, tahun ke tahun pada Agustus 2022 sebesar 4,69 persen," sebut Margo.

2. Sebanyak 79 kota mengalami deflasi

ilustrasi peta Indonesia (IDN Times/Arief Rahmat)
ilustrasi peta Indonesia (IDN Times/Arief Rahmat)

Margo menjelaskan, dari 90 kota ada 79 kota yang mengalami deflasi pada periode Agustus. Deflasi tertinggi terjadi di Ambon, yakni 0,82 persen. Sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 1,65 persen.

Bila dilihat per pulau, seluruh kota di Sumatra mengalami deflasi. kemudian di pulau Jawa, deflasi terdalam dialami Sumenep sebesar 1,13 persen, sedangkan inflasi tertinggi dialami Surabaya sebesar 0,26 persen.

"Bali Nusra (Bali dan Nusa Tenggara) ini semua kota mengalami deflasi dan terdalam di Singaraja yaitu 1,48 persen," sebutnya.

Selanjutnya di pulau Kalimantan ada yang mengalami deflasi dan inflasi. Deflasi terdalam ada di Sintang sebesar 0,96 persen, dan inflasi tertinggi di Palangka Raya sebesar 0,28 persen.

Sulawesi juga ada yang mengalami deflasi dan inflasi, di mana deflasi terdalam terjadi di Baubau sebesar 0,71 persen, dan inflasi tertinggi di Luwuk sebesar 0,54 persen.

"Kelompok Maluku-Papua, di sana juga ada yang deflasi dan inflasi. Deflasi terdalam di Tual 0,91 persen dan inflasi tertinggi di kota Ambon 0,82 persen," sebut Margo.

3. Deflasi disumbang oleh komponen harga bergejolak

ilustrasi komoditas cabai di pasar tradisional. (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)
ilustrasi komoditas cabai di pasar tradisional. (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

Deflasi sebesar 0,21 persen secara month-to-month pada Agustus, disebabkan oleh deflasi pada komponen harga bergejolak, sementara komponen inti dan komponen harga yang diatur oleh pemerintah masih mengalami inflasi.

"Pada komponen harga bergejolak, ya ini memberikan andil kepada deflasi di bulan Agustus sebesar 0,51 persen, dan kalau dilihat penyebab utamanya itu berasal dari komoditas bawang merah, cabai merah, dan cabai rawit," tuturnya.

Namun, pada komponen harga bergejolak masih terdapat komoditas yang mengalami inflasi, utamanya adalah beras dan telur ayam ras.

Kemudian komponen inti memberikan andil kepada inflasi Agustus sebesar 0,24 persen. Komoditas yang dominan mendorong inflasi di komponen inti berasal dari uang kuliah untuk akademik dan perguruan tinggi, uang sekolah di tingkat sekolah dasar, dan tarif kontrak rumah.

"Ini mudah dipahami karena di bulan Agustus ini penerimaan mahasiswa baru dan itu membuat terjadinya kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya," tutur Margo.

Selanjutnya komponen harga yang diatur oleh pemerintah memberikan andil kepada inflasi sebesar 0,06 persen secara month-to-month, disebabkan kenaikan harga bahan bakar rumah tangga dan tarif listrik.

Share
Topics
Editorial Team
Trio Hamdani
EditorTrio Hamdani
Follow Us