Ilustrasi aktivitas ekspor impor (unsplash.com/Andy Li)
Dengan demikian, Indonesia harus memanfaatkan peluang ini untuk mengoptimalkan hilirisasi dan masuk ke pasar AS. Di sisi lain, Airlangga mengatakan, pemerintah siap bernegosiasi terkait tarif resiprokal yang diterapkan AS ke Indonesia sebesar 32 persen, terlebih AS dinilainya sebagai mitra strategis Indonesia.
Dalam beberapa rapat yang telah dilakukan, Presiden mengungkapkan pentingnya mempertahankan hubungan konstruktif dengan Amerika, yang merupakan mitra strategis Indonesia.
“Indonesia memilih jalur negosiasi karena Amerika Serikat merupakan mitra strategis dan untuk revitalisasi perjanjian kerja sama. Kita juga akan meningkatkan produk dari Amerika,” ujarnya.
Menurutnya, jalur diplomasi dan negosiasi dipilih sebagai solusi yang saling menguntungkan, tanpa mengambil langkah retaliasi terhadap kebijakan tarif. Salah satunya melalui revitalisasi perjanjian kerja sama Trade and Investment Framework Agreement (TIFA).
Adapun, sejumlah kebijakan dalam paket negosiasi itu seperti meningkatkan impor dan investasi dari AS, seperti peningkatan impor LPG dan LNG.
"Dengan pembicaraan dengan menteri ESDM, juga kita arahan presiden kita bisa membeli LPG dan LNG dari AS," kata Airlangga