Aktivitas Manufaktur Loyo, Rupiah Keok Lawan Dolar AS

Intinya sih...
- Rupiah melemah ke Rp15.525 per dolar AS, turun 0,45 persen dari sebelumnya.
- Pelemahan disebabkan kontraksi dalam sektor manufaktur Indonesia, ditandai penurunan tajam pada permintaan baru dan output selama 3 tahun.
Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) terpantau melemah pada penutupan perdagangan Senin (2/9/2024) sore.
Mengutip data Bloomberg, mata uang Garuda ditutup di level Rp15.525 per dolar AS, melemah 70 poin atau 0,45 persen dibandingkan dengan penutupan sebelumnya.
1. Rupiah juga melemah terhadap dolar AS di Jisdor
Berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) yang dirilis oleh Bank Indonesia, rupiah ditutup di level Rp15.536 per dolar AS pada Senin (2/9/2024).
Angka tersebut menunjukkan pelemahan sebesar 63 poin dibandingkan dengan perdagangan pada Jumat (30/8/2024), yang berada di level Rp15.473 per dolar AS.
2. Rupiah melemah dipengaruhi lesunya PMI manufaktur Indonesia
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menyatakan bahwa pelemahan rupiah hari ini disebabkan oleh kontraksi yang semakin dalam di sektor manufaktur Indonesia, yang terlihat dari penurunan. Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur ke level 48,9 pada Agustus 2024.
"Penurunan pada perekonomian sektor manufaktur Indonesia pada Agustus 2024 ditandai oleh penurunan tajam pada permintaan baru dan output selama 3 tahun," ujarnya.
Ibrahim juga mencatat bahwa penurunan permintaan asing, yang semakin tajam sejak Januari 2023, telah membebani kinerja ekspor Indonesia, di tengah tantangan pengiriman global yang mempengaruhi penjualan.
Akibatnya, perusahaan manufaktur menahan pembelian dan mengandalkan inventaris yang ada, yang menyebabkan penurunan stok input ke tingkat terendah sejak Agustus 2021.
Penurunan penjualan dan produksi ini juga mengakibatkan penurunan tenaga kerja selama dua bulan berturut-turut, meskipun dalam jumlah kecil, dengan perusahaan memilih untuk tidak menggantikan karyawan yang keluar atau memberlakukan PHK sementara.
3. Pelemahan rupiah diproyeksikan akan kembali berlanjut
Ibrahim memproyeksikan rupiah pada perdagangan Selasa (3/9/2024) akan bergerak fluktuatif, namun cenderung melemah di kisaran Rp15.510 hingga Rp15.590 per dolar AS. Dia menilai dinamika pasar global dan sentimen investor menjadi faktor utama yang mempengaruhi pergerakan rupiah.
Menurutnya, pelaku pasar mulai mengurangi ekspektasi terhadap pelonggaran suku bunga agresif oleh Federal Reserve, dengan fokus kini beralih ke laporan pekerjaan AS yang akan dirilis akhir pekan ini.
Kenaikan imbal hasil Treasury jangka panjang ke level tertinggi sejak pertengahan Agustus, akibat stabilnya inflasi AS, telah mengurangi kemungkinan pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin pada 18 September menjadi hanya 33 persen, sementara kemungkinan pemangkasan seperempat poin lebih besar, yaitu 67 persen.