Harga Telur Anjlok, Peternak Kelimpungan!

Harga pakan juga alami kenaikan 

Malang, IDN Times - Harga telur yang anjlok membuat peternak ayam petelur kelimpungan. Dani Uluf Suwanda, salah satu pekerja peternakan ayam petelur di kawasan Wonokoyo, Kedungkandang, Kota Malang mengatakan, sekarang ini harga telur hanya kisaran Rp14.500 per kilogram dari peternak. Harga tersebut turun jauh dari sebelumnya yang berada di kisaran Rp19.000.

1. Kesulitan harga telur terus turun sebulan terakhir

Harga Telur Anjlok, Peternak Kelimpungan!Seorang pekerja sedang membersihkan kandang ayam petelur. IDN Times/Alfi Ramadana

Dani menuturkan, harga yang sangat rendah itu membuat peternak tak bisa mendapatkan keuntungan yang sebanding dengan proses perawatan. "Kemarin malah sempat sampai Rp14.000 per kilogram. Kemudian naik jadi Rp14.500 sampai sekarang ini," katanya, Jumat (10/9/2021). 

Baca Juga: Resep Membuat Telur Dadar Cabe, Cuma Butuh 5 Bahan Doang

2. Harga pakan juga naik

Harga Telur Anjlok, Peternak Kelimpungan!Peternak ayam petelur tetap berproduksi meski harga pakan mahal. IDN Times/Alfi Ramadana

Menurut Dani, dengan harga jual telur di kisaran Rp14.500, maka peternak harus memutar otak lebih keras untuk bisa menutup biaya operasional perawatan ayam. Terlebih saat ini harga pakan juga ikut-ikutan naik. Harga Jagung dan Bekatul yang menjadi pakan utama ayam juga mengalami kenaikan. Jagung kini per kilogram harganya Rp6.000 dari sebelumnya Rp4.000. Lalu, Bekatul harganya Rp 4.200 dari sebelumnya Rp3.800. Kata Dani, rata-rata peternakan tempat dirinya bekerja membutuhkan 1 ton pakan perhari. 

"Dengan harga pakan yang juga naik, maka terus terang biaya operasional tidak tercover oleh penjualan telur," tambahnya. 

3. Telur tidak terserap pasar

Harga Telur Anjlok, Peternak Kelimpungan!Pekerja membersihkan kandang ayam petelur. IDN Times/Alfi Ramadana

Kondisi itu kata Dani, diperparah dengan minimnya serapan telur ke pasar. Hal itu membuat banyak telur yang terpaksa harus mengendap dan tak bisa keluar kandang karena permintaan pasar kecil. Malahan, dalam beberapa waktu terkahir, Dani menyebut peternak tidak memanen telur secara harian karena stok di kandang masih banyak. Sebagai informasi dalam satu hari, peternakan tempat Dani bekerja mampu menghasilkan 50 peti telur dengan masing-masing peti berisi 10 kilogram. "Serapan pasar juga menurun karena stok memang melimpah. Jadi banyak telur yang belum bisa keluar kandang. Ini juga menyulitkan peternak," sambungnya. 

4. Tak bisa kurangi pakan

Harga Telur Anjlok, Peternak Kelimpungan!Peternak ayam petelur harus memutar otak lebih keras untuk memangkas biaya operasional. IDN Times/Alfi Ramadana

Saat ini, tak banyak hal yang bisa dilakukan oleh peternak. Dani mengatakan, tidak mungkin juga peternak memodifikasi pakan untuk ayam. Karena hal itu berpotensi membuat telur yang dihasilkan kualitasnya menurun. Kemudian ayam juga harus beradaptasi dengan pakan baru dan bisa memicu stress. Kalau sudah seperti itu maka produktifitas ayam juga akan terganggu. Selain itu, peternak juga tak bisa melakukan afkir pada indukan ayam petelur. Karena harga ayam afkir juga sedang anjlok. 

"Kondisi ini membuat peternak dilema. Mau afkir ayam juga tidak mungkin. Harga ayam afkir juga sedang turun hanya Rp15.000 per kilogram. Kalau terus seperti ini, peternak bisa gulung tikar," katanya. 

Baca Juga: Imbas PPKM Harga Telur di Boyolali Turun, Peternak Mengaku Rugi Besar

Alfi Ramadana Photo Verified Writer Alfi Ramadana

Menulis adalah cara untuk mengekspresikan pemikiran

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya