Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi ekonomi (pexels.com/crazy motions)

Intinya sih...

  • Aliran modal asing masuk ke pasar keuangan domestik sebesar Rp1,50 triliun pada pekan keempat bulan ini.
  • Modal asing keluar bersih di pasar Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp630 miliar.
  • Premi risiko investasi (CDS) Indonesia 5 tahun turun menjadi 79,33 bps per 27 Mei 2025.

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing masuk bersih ke pasar keuangan domestik sebesar Rp1,50 triliun pada pekan keempat bulan ini, yakni periode transaksi 26-27 Mei 2025. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso di Jakarta, Rabu, merinci bahwa jumlah tersebut terdiri dari modal asing masuk bersih di pasar saham dan Surat Berharga Negara (SBN) masing-masing sebesar Rp110 miliar dan Rp2,02 triliun.

"Aliran modal asing keluar bersih di pasar Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp630 miliar. (Sehingga) modal asing masuk bersih menjadi sekitar Rp1,50 triliun," tegasnya dalam keterangan tertulis, dikutip, Kamis (29/5/2025). 

1. Aliran modal asing masuk paling besar masuk di SBN

ilustrasi pendapatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Sejak awal tahun ini hingga 27 Mei 2025, modal asing masuk bersih di pasar SBN sebesar Rp47,10 triliun. Sedangkan modal asing keluar bersih di pasar saham dan SRBI masing-masing sebesar Rp45,34 triliun dan Rp7,22 triliun.

Sementara itu, premi risiko investasi (credit default swaps/CDS) Indonesia 5 tahun tercatat turun dari 82,56 basis point (bps) per 23 Mei 2025 menjadi 79,33 bps per 27 Mei 2025

2. Rupiah ditutup melemah ke Rp16.296 per dolar AS

Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawan)

Nilai tukar atau kurs rupiah ditutup melemah pada akhir perdagangan, Rabu (28/5/2025), melemah ke level Rp16.296 per dolar AS, 9,50 poin, atau 0,06 persen dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya.

Adapun indeks dolar AS (DXY) tercatat melemah ke level 99,52 pada akhir perdagangan Selasa (27/5). DXY merupakan indeks yang menunjukkan pergerakan dolar AS terhadap enam mata uang negara utama antara lain euro, yen Jepang, pound Inggris, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss.

"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia," jelasnya. 

3. BI fokus jaga stabilitas rupiah

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso. (IDN Times/Anata)

Sebelumnya, Denny menyampaikan, saat ini pihaknya tengah fokus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah kondisi global yang masih penuh ketidakpastian.

"Intinya sekarang adalah bagaimana kita bisa membuat rupiah stabil dulu, ya. Stabil karena, seperti yang sama-sama kita ketahui dan sesuai dengan pandangan Pak Gubernur, perkembangan global masih sangat tidak pasti," ujarnya di Gedung Bank Indonesia, Senin (26/5/2025).

Di sisi lain, BI terus berupaya memastikan agar ekonomi domestik tetap kuat. Upaya ini dilakukan melalui pengendalian inflasi agar tetap rendah dan terjaga, menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, serta memperkuat sinergi antar-lembaga demi mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Selain itu, inflasi diharapkan tetap terjaga dalam kisaran target 2,5±1 persen. Menurut Denny, hal ini akan membuat Indonesia memiliki daya tahan yang tinggi di tengah ketidakpastian pasar global.

"Apabila diperlukan, BI akan melakukan transaksi, terutama pembelian di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dalam negeri,” kata dia.

Editorial Team