Gawat, 90 Persen Lahan Pertanian di Indonesia Tidak Produktif

Lahan pertanian terus turun padahal kebutuhan pangan naik

Jakarta, IDN TimesLahan Pertanian kembali turun pada tahun lalu. Padahal, penduduk Indonesia terus naik dan kebutuhan pangan nasional otomatis akan terus bertambah. 

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan lahan pertanian padi siap panen pada 2023 diperkirakan sekitar 10,2 juta hektare, turun 255 ribu hektare atau 2,45 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

“Kita menghadapi bonus demografi itu benar adanya. Bahwa adanya pertambahan kebutuhan pangan sampai tahun 2050, yang 60 persennya harus ada untuk usia produktif,” kata Management Support dan Engagement Lead dari Koalisi Sistem Pangan Lestari (KSPL), Sri Noor Chalidah di Hotel Mulia Senayan, Jalan Asia Afrika, Jakarta Selatan, pada Rabu (24/1/2024).  

Baca Juga: Mahfud Pertanyakan Lahan Petani Turun, tapi Subsidi Pupuk Bertambah

1. Penduduk RI diprediksi 318 juta pada 2045

Gawat, 90 Persen Lahan Pertanian di Indonesia Tidak ProduktifProyeksi sistem konsumsi pangan sampai 2045 (IDN Times/Amara Zahra)

Dia mengatakan hal ini menjadi hal yang perlu dikhawatirkan karena keterbatasan lahan akan menurunkan hasil panen. Di sisi lain, jumlah penduduk yang butuh pangan justru terus bertambah. 

Berdasarkan data KSPL, proyeksi penduduk Indonesia pada 2045 akan mencapai sekitar 318 juta, dengan jumlah penduduk terbanyak berada di Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

Pertambahan penduduk ini diprediksi akan diiringi oleh peningkatan kesadaran mereka akan konsumsi protein dan serat. Selain itu, juga diperkirakan bahwa konsumsi beras cenderung akan mengalami penurunan. 

Terkait ini, Sri menekankan pentingnya peningkatan kebutuhan pangan sampai 2060, terutama untuk mereka yang berada di usia produktif. 

“Orang yang umur 5 tahun dengan 23 tahun, pasti kebutuhan pangannya berbeda. Oleh karena itu, kebutuhan pangan akan banyak. Diseimbangkan oleh kebutuhan lahan pangan tersebut,” ujar Sri. 

2. Sekitar 90 persen lahan di Indonesia tidak produktif

Gawat, 90 Persen Lahan Pertanian di Indonesia Tidak ProduktifMedia Briefing Koalisi Sistem Pangan Lestari, Rabu (24/1/2024) (dok. Humas Koalisi Sistem Pangan Lestari)

Dia juga menyebut fenomena penurunan produktivitas lahan yang ada di Indonesia secara umum. Menurut data dari BPS jika dilihat berdasarkan tingkat produktivitas panen di Indonesia, luas lahan cenderung menurun signifikan. Hal ini akan berpengaruh kepada luas panen, yang pada akhirnya juga akan mengurangi produksi pertanian. 

“Hampir 90 persen lahan di Indonesia sudah tidak terlalu produktif. Mereka mengasumsikan tidak produktif itu apa? Artinya, ketika para petani menghasilkan pertanian, hasil tersebut di bawah standar produktivitas,” ungkap Sri. 

Selain itu, dia juga menambahkan persoalan lahan yang tegolong dalam. kategori tanah yang tidak berkelanjutan. Hal ini dapat terjadi jika penggunaan pupuk tidak sesuai. 

Baca Juga: CEK FAKTA: Kata Cak Imin Program Food Estate Abaikan Petani, Benarkah?

3. Perlunya sistem pangan berkelanjutan

Gawat, 90 Persen Lahan Pertanian di Indonesia Tidak ProduktifPengertian Sistem Pangan Berkelanjutan (IDN Times/Amara Zahra)

Dlaam Undang-Undang (UU) Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, dijelaskan bahwa kedaulatan pangan adalah hak setiap bangsa, di mana rakyat memiliki hak untuk bisa mendapatkan makanan yang bergizi, beragam, dan yang bener-bener bermutu. Oleh karena itu, Sri menekankan perlunya sistem pangan berkelanjutan. 

Menurut Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO), sistem pangan berkelanjutan adalah sistem pangan yang memberikan ketahanan pangan dan nutrisi untuk semua.

"Intinya, pangan itu harus bersifat berkelanjutan ekonomi, sosial, dan melestarikan lingkungan. Kuncinya di dua keyword, ketahanan pangan dan nutrisi. Ada ketahanan pangan yang kita miliki dan produk yang dihasilkan bener-bener bernutrisi,” ujar Sri. 

Baca Juga: Gibran akan Dekatkan Lokasi Produksi Pupuk dengan Lahan Pertanian

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya