Sukanto Tanoto Bayar Rp24,3 T untuk Pabrik Serat Lyocell di China

Ingin memperdalam bisnis di industri kertas

Jakarta, IDN Times – Konglomerat asal Indonesia, Sukanto Tanoto, berencana untuk berinvestasi sebesar 1,5 miliar dolar AS atau setara Rp24,3 triliun untuk membangun pabrik serat lyocell di Provinsi Shandong, China

Dilansir South China Morning Post pada Jumat (26/4/2024), perusahaan milik Sukanto, Royal Golden Eagle (RGE) menandatangani perjanjian dengan Pemerintah Rakyat Shanding Jining untuk berinvestasi di Kota Jining, Provinsi Shandong, China. 

Sebagaimana dilaporkan Dazhong Daily pada Senin (22/4/2024), kapasitas produksi tahunan pabrik ini akan mencapai 600 ribu ton. 

Lyocell adalah serat semi-sintetis yang diurai dan digunakan dalam proses pembuat kertas atau tekstil. Sukanto bersama RGE berencana memperdalam bisnisnya di China, khususnya di industri kertas. 

Dalam upaya ini, RGE juga melakukan privatisasi Vinda International Holdings, produsen tisu asal di Cina.

Baca Juga: Ambil Alih Perusahaan Tisu Hongkong, Segini Kekayaan Sukanto Tanoto

1. Provinsi Shandong memiliki potensi yang bagus

Sukanto Tanoto Bayar Rp24,3 T untuk Pabrik Serat Lyocell di ChinaUniversitas Shandong (Pixabay/ 斯内克)

Provinsi Shandong dipilih karena dinilai memiliki potensi yang baik dalam hal tersebut.

“Provinsi Shandong memiliki pondasi industri yang kokoh, kemampuan pendukung yang kuat, dan potensi pertumbuhan konsumsi yang besar,” kata Direktur Pelaksana RGE, Belinda Tanoto dalam pertemuan dengan pejabat di Shanghai, dikutip dari South China Morning Post. 

Dia menambahkan, kemitraan ini akan berkontribusi terhadap pembangunan ramah lingkungan, rendah karbon, dan berkualitas tinggi di Provinsi Shandong. 

Baca Juga: Profil dan Daftar Bisnis Sukanto Tanoto, Berharta Rp49 T

2. RGE berencana memperdalam bisnis industri kertas

Sukanto Tanoto Bayar Rp24,3 T untuk Pabrik Serat Lyocell di Chinaburuh pabrik (pexels.com/djshiflet)

Rencana investasi Sukanto telah dikonfirmasi oleh seorang juru bicara dari RGE berbasis di Singapura. 

RGE sendiri adalah perusahaan yang memproduksi serat alami dan minyak nabati berbasis sumber daya dengan aset lebih dari 35 miliar dolar AS. Mereka beroperasi di Indonesia, China, Brasil, Spanyol, dan Kanada.  

Sukanto, yang keluarganya dahulu bermigrasi dari Provinsi Fujian bagian tenggara, ingin lebih mendalami bisnisnya dalam industri kertas. Mereka pertama kali mendirikan sebuah pabrik di Kota Rizhao untuk memproduksi kertas pada tahun 2005. Sementara itu, produksi lyocell dimulai pada tahun 2020 dengan kapasitas tahunan sebesar 20 ribu ton.

Baca Juga: Sukanto Tanoto Beli Mal di Singapura, Harganya Rp9,5 Triliun! 

3. Sukanto beli saham Vinda International Holdings seharga Rp53 triliun

Sukanto Tanoto Bayar Rp24,3 T untuk Pabrik Serat Lyocell di ChinaIlustrasi tissue (Pexels/Julian Paolo Dayag)

Awal bulan ini, RGE menyelesaikan privatisasi Vinda International Holdings, sebuah perusahaan produk hygiene internasional yang terkenal sebagai produsen tisu. Sukanto membayarkan 3,3 miliar dolar AS (setara dengan Rp53,5 triliun) untuk membeli 92,3 persen saham Vinda dari pemegang saham lainnya. 

Dari situ, RGE mengumpulkan pinjaman sindikasi sebesar 15 miliar yuan (setara dengan Rp33,5 triliun) untuk mendanai akuisisi tersebut. 

Laba bersih Vinda anjlok sebanyak 64 persen, menjadi 253 dolar Hong Kong (Rp524 miliar) pada tahun 2023 dari tahun sebelumnya karena inflasi biaya dan meningkatnya persaingan. Hal tersebut disampaikan dalam pengajuan bursa pada bulan Januari lalu.

Baca Juga: Profil dan Daftar Bisnis Sukanto Tanoto, Berharta Rp49 T

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya