TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Enggan Menilai Penunjukkan Ahok di Pertamina, Sandiaga: Tunggu 6 Bulan

Sandiaga menyebut tugas Ahok di Pertamina berat

Sandiaga Uno usai menghadiri acara Seminar dan Diskusi Jihad Ekonomi Melalui Pengembangan UMKM di Hotel Grand Dafam Rohan, Bantul, DIY, Kamis (14/11). (IDN Times/Tunggul Kumoro)

Jakarta, IDN Times - Politikus Partai Gerindra Sandiaga Uno berpendapat, mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama harus lebih dahulu diberikan waktu setidaknya enam bulan untuk menjalankan tugasnya, tanpa menilai terlebih dahulu.

"Kesempatan waktu enam bulan kita lihat ini, karena kita bisa lihat diteruskan yang selama ini dikritisi kalau dia mengambil keputusan untuk tidak meneruskannya," tutur Sandiaga saat menjadi pembicara acara Mata Najwa di Trans7, Rabu (4/12).

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menunjuk Ahok sebagai Komisaris Utama (Korut) PT Pertamina pada Jumat (22/11). Penetapan tersebut mengejutkan dan menarik perhatian masyarakat, karena sejak kasus penistaan agamanya, Ahok baru kali pertama mendapatkan kepercayaan besar lagi dari pemerintah.

Baca Juga: Rizieq Ungkit Soal Ahok Lengser dan Minta Aksi Berjilid-jilid

1. Sandiaga menyebut peran Ahok di Pertamina sangat berat

IDN Times/Auriga Agustina

Sandiaga menyebutkan peran Ahok sebagai Komisaris Utama PT Pertamina adalah tugas berat. Karena Pertamina memiliki pekerjaan rumah yang besar dalam beberapa hal.

"Komisaris utama kan sebagai pengawas. Tanggung jawabnya kepada pemegang saham, yaitu Pak Menteri. Kita lihat efisiensi, produksi. Target (Pertamina) produksi 1 juta barel per hari itu bisa diwujudkan apa tidak?" ujar mantan pengusaha bidang keuangan.

2. Said Didu berpendapat Ahok seharusnya tidak ditempatkan di Migas

(Capture vlog terakhir Ahok yang berjudul Properti Paling Berharga Menurut BTP) YouTube/BTP Vlog

Sementara, Sekretaris Kementerian BUMN 2005-2010 Said Didu juga ikut mengomentari terpilihnya Ahok sebagai komisaris utama PT Pertamina. Dia mengatakan, hal yang paling terlihat dari sosok Ahok adalah gaya kepemimpinannya. Namun dalam mengelola korporasi, dia belum diketahui kompetensinya.

Sehingga, Said menyimpulkan, Ahok seharusnya tidak ditempatkan di migas. Namun, dia menduga Ahok dapat menjadi sosok yang mengatasi empat masalah besar di Pertamina dan mengomunikasikan dengan pemerintah.

"Satu adalah penugasan pemerintah yang sering merugikan Pertamina, ya bisa saja nanti ada ke Pak Presiden 'Pak jangan kasih penugasan ke saya dong yang memberatkan Pertamina'. Kedua, mungkin datang ke kantornya Pak Luhut 'Pak tolong dong investasi Pertamina jangan ada yang intervensi apapun, sehingga kilang cepat jadi," ujar Said dalam acara yang sama.

Baca Juga: Penunjukan Ahok sebagai Komut Pertamina Tak Sesuai Kualifikasi?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya