Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Jakarta, IDN Times – Perusahaan solusi Enterprise Resource Planning (ERP) yang berbasis di Asia Tenggara, HashMicro, dinobatkan sebagai pemain utama dalam hal penyediaan ERP di kawasan Asia Pasifik oleh Allied Market Research.
Menurut direktur pengembangan bisnis HashMicro, Lusiana Lu, penghargaan ini membuktikan eksistensi perusahaan dalam memenangkan peraturangan industri teknologi. Ada sejumlah faktor yang menjadi indikator Allied Market Research dalam menjatuhkan penghargaan ini.
Pencapaian HashMicro tentu bisa ditiru oleh perusahaan teknologi lainnya. Berikut tips yang disampaikan oleh Lusiana Lu!
Baca Juga: Teknologi Baru Jersey AS di Piala Dunia, Ada Es Batu Berefek Warna!
1. Fokus pada penelitian dan pengembangan
Ilustrasi teknologi. (Pexels.com/luis gomes) Sebagai perusahaan software, HashMicro menyoroti pentingnya research and development (R&D) dalam penerapan teknologi. Pada umumnya semakin besar sebuah perusahaan, semakin tinggi valuasinya, maka akan terjadi penurunan pada indeks R&D. Namun, hal demikian tidak berlaku pada HashMicro.
“HashMicro, sejak berdiri di tahun 2015 di Singapura, mengutamakan R&D guna memastikan produk sesuai dengan kebutuhan market. Sampai sekarang intensitasnya tidak berubah dan manajemen selalu mengalokasikan minimal 30 persen dari pendapatan perusahaan setiap tahunnya untuk memastikan indeks R&D tetap baik,” ungkap Lusiana.
Hasilnya, HashMicro mampu mengungguli kompetitor karena fitur yang dihadirkan lebih sesuai dengan kebutuhan klien dan mengikuti tren di industri-industri terkait.
2. Sesuaikan produk dengan kebutuhan dan regulasi lokal
Nilai lebih yang dimiliki HashMicro dibanding perusahaan lainnya adalah prinsip hyper localization.
Biasanya, perusahaan ERP lain, terutama yang asalnya dari Eropa dan Amerika Serikat, cenderung mempertahankan sistem yang masih rigid dan kompleks, yang notabenenya dibuat untuk perusahaan di negara tersebut.
“Akibatnya, perusahaan-perusahaan Asia yang cenderung memiliki karakteristik yang berbeda, sulit untuk fit in dalam penggunaan sistem,” terang Lusiana.
HashMicro hadir untuk menyederhanakan proses bisnis dengan fitur-fitur yang terlokalisasi, tampilan sistem yang mudah dipahami sekalipun tanpa pengetahuan IT yang mendalam, implementasi peraturan pemerintah lokal, serta terintegrasi dengan badan pemerintahan untuk pelaporan.
3. Beri klien pilihan yang variatif
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
HashMicro juga menyediakan produk yang lebih beragam dalam berbagai disiplin industri dibandingkan perusahaan lainnya.
Sebut saja, Hash Mining untuk jenis industri pertambangan, Hash Manufacturing Automation yang dapat menunjang produktivitas pabrik, Hash Trading & Distribution yang dapat mempermudah pengelolaan dan distribusi barang. Ada juga Smart Agriculture Solution yang dapat digunakan untuk peningkatan produktivitas pangan, khususnya di Indonesia.
“Saat proses R&D sistemnya, HashMicro memiliki beberapa pertimbangan seperti jenis industri, business size, dan budaya kerja di region yang berbeda-beda. Faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap proses bisnis dan bagaimana sistem ERP bisa mendukung proses bisnis tersebut,” ujar Lusiana.
“Sistem ERP yang mengklaim one-size-fits-all belum tentu ideal, terutama untuk perusahaan besar yang memerlukan upaya besar untuk mengubah proses bisnis dan menyesuaikan dengan sistem,” imbuhnya.
Baca Juga: Laporan e-Conomy SEA: RI Tempat Menarik untuk Investasi Teknologi
4. Kelola SDM dengan baik
Ilustrasi manajemen keuangan (Unsplash.com/Estée Janssens) Terakhir, kunci dari keberhasilan HashMicro sebagai emerging giants di Asia Pasifik adalah sumber daya manusia (SDM) yang terkelola dengan baik.
Tidak seperti perusahaan IT lain yang identik dengan investor dan bakar uang, HashMicro tidak memiliki beban untuk membagikan keuntungannya secara cepat, sehingga perusahaan bisa fokus untuk pengembangan yang sustainable dan tidak pernah melalui pivoting ekstrem.
“Meskipun pada umumnya perusahaan teknologi dituntut untuk fast-paced, HashMicro tetap menerapkan SOP dan development plan yang tertata dalam manajemennya. Selain mengerjakan proyek-proyek, karyawan memiliki ruang untuk mengembangkan diri dan difasilitasi oleh perusahaan,” tutup Lusiana.