Profil Aakar Abyasa, Bos Jouska yang Dituding Mainkan Saham Gorengan
Perjalanan Aakar hingga mendirikan Jouska sejak 2013
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - PT Jouska Finansial Indonesia menjadi sorotan sejak para kliennya mengadukan kerugian hingga ratusan juta rupiah akibat pengelolaan investasi oleh Jouska. Padahal selama ini, perusahaan financial advisory (penasihat finansial) ini sangat digandrungi dan punya nama harum di media sosial.
Belakangan, sejak kasus ini mencuat, peran Jouska dipertanyakan. Sebab, sebagai penasihat finansial, Jouska seharusnya tidak berhak mengelola dana nasabah. Bertolak belakang dari status tersebut, Jouska disebut oleh para klien, telah melakukan pengelolaan dana yang tidak sesuai dengan kesepakatan hingga menimbulkan kerugian.
Sebelum menerima berbagai aduan klien ini, nama Jouska terus meroket sejak digagas pada 2013. Berdirinya Jouska tidak terlepas dari sosok sang founder, Aakar Abyasa Fidzuno. Konten advis yang diberikan Jouska dinilai cenderung mudah dimengerti karena dikemas dengan gaya storrytelling.
Nama Aakar pun kian tenar dan diundang sebagai pembicara di berbagai kesempatan termasuk acara-acara seminar finansial yang diselenggarakan pemerintah. Seperti apa sepak terjang Aakar Abyasa. Berikut profil Aakar Abyasa yang dihimpun oleh IDN Times.
Baca Juga: Dituding Rugikan Klien, Ini Penjelasan Lengkap Founder Jouska
1. Aakar sempat ingin mundur dari profesi financial advisior
Sebelum membangun Jouska, Aakar memang sudah bekerja di perusahaan fanancial advisior atau penasihat keuangan. Dikutip dari Young on Top, pria kelahiran Banyuwangi, 17 Desember 1985 ini sempat ingin berhenti dari industri finansial dan membangun bisnis.
Namun, hal itu urung dia lakukan setelah bertemu dengan seorang perempuan muda yang bercerita tentang masalah keluarganya yang diakibatkan dari investasi bodong. Aakar semakin tercengang saat tahu bahwa rujukan untuk mengikuti investasi bodong tersebut atas saran financial planner-nya.
Momen inilah yang membuat Aakar akhirnya ini stay di industri finansial. Dia melihat adanya gap yang begitu signifikan antara knowledge dan skill antara kelas menengah dengan industri keuangan. Ditambah lagi dengan fakta rendahnya literasi keuangan masyarakat Indonesia. Semua itu membuat Aakar semakin teguh untuk membangun Jouska pada 2013.
Baca Juga: Heboh soal Saham Gorengan, Jouska Bantah Bawa Klien Investasi di LUCK
Baca Juga: Periksa Jouska Pekan Depan, Satgas Investasi: Mereka Bisa Saja Disetop