TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sebelum Punya Jutaan Investor, Begini Sejarah Bursa Efek Indonesia

Bursa Efek sempat vakum dan lesu

IDN Times / Auriga Agustina

Jakarta, IDN Times - Mendengar pasar saham, mungkin yang terlintas di benak kamu adalah Bursa Efek Indonesia (BEI). Ya, mekanisme saham memang tidak bisa terlepas dari Bursa Efek Indonesia atau yang sering disebut dengan Indonesia stock exchange.

Bursa Efek Indonesia merupakan lembaga yang berperan dalam menyelenggarakan dan menyediakan sistem juga sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek atau suatu surat berharga yang bernilai serta dapat diperdagangkan oleh pihak-pihak lain.

Bursa Efek Indonesia atau pasar modal berkembang pesat. Berdasarkan catatan IDN Times, jumlah investor di pasar modal yang melakukan transaski di BEI hingga Mei 2019, telah mencapai 1,92 juta single investor identification (SID).

Namun rupanya perjalanan BEI, tidak selalu mulus. Bagaimana lika liku bursa efek sejak berdiri? Yuk, simak sejarah BEI.

Baca Juga: Sah! Bali United Resmi Melantai di Bursa Efek Indonesia

1. Pasar modal sempat vakum

IDN Times/Auriga Agustina

Pasar modal atau Bursa Efek Indonesia telah hadir sebelum Indonesia merdeka, bahkan sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.

Kendati demikian, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan. Pada beberapa periode kegiatan pasar modal sempat mengalami kevakuman.

Mengutip situs resmi Bursa Efek Indonesia, hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Di antaranya, Perang Dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi lain yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.

2. Bursa Efek kembali diresmikan oleh Presiden Soeharto dan ditangani oleh BAPEPAM

IDN Times/Auriga Agustina

BEI sebelumnya bernama Bursa Efek Jakarta (BEJ). Setelah sempat vakum,  BEJ diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto pada 10 Agustus 1977. BEJ ditangani oleh Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM), institusi baru di bawah Departemen Keuangan.

Pengaktifan kembali pasar modal, ditandai dengan go public-nya PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama yang melantai di Bursa Efek.

Baca Juga: Perdana di Bursa Efek Indonesia, BRI Syariah Targetkan Hal Ini

3. Perdagangan di Bursa Efek pernah sangat lesu

IDN Times / Auriga Agustina

Mirisnya pada 1977 - 1987 Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen pasar modal.

Oleh karena itu, masih di tahun 1987, BEJ akhirnya membuat beberapa kebijakan untuk menarik minat investor. Salah satunya, BEJ menghadirkan paket Desember 1987 yang bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan penawaran umum. Selain itu, investor asing dapat menanamkan modal di Indonesia.

Baca Juga: BEI Ajak Perusahaan Startup di Jateng untuk Go Public

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya