BRI Jadi Perusahaan Publik Terbesar di Indonesia Versi Forbes
Fokus bangun bisnis berkelanjutan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Konsisten menghadirkan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan, BRI berhasil dinobatkan sebagai perusahaan publik terbesar di Indonesia versi Forbes 2022 Global 2000 World’s Largest Companies selama delapan tahun berturut-turut.
Pengamat ekonomi perbankan dari Universitas Bina Nusantara (Binus), Doddy Ariefianto, menilai bahwa capaian BRI tersebut tidak lepas dari kinerja perseroan yang terus tumbuh positif selama lebih dari 100 tahun.
Doddy juga mengatakan, BRI turut mampu menumbuhkan sektor UMKM sehingga memiliki nilai ekonomi dan sosial yang tinggi. Dengan menempati peringkat 1 di Indonesia dan 349 secara global, hal tersebut menjadi indikasi kuat bahwa BRI mampu memperkuat fundamental bisnisnya.
“Forbes wajar saja memberikan penilaian itu karena pertama, BRI punya track record yang sudah lama bahkan lebih dari 100 tahun dengan kinerja positif yang berkelanjutan. Kedua, BRI satu-satunya bank di Indonesia yang cabangnya, atau network-nya paling ekstensif. Yang lain tidak ada yang bisa mengalahkan BRI. BRI punya kantor sampai plosok negeri, ada BRI Unit,” kata Doddy.
Baca Juga: BRI Dorong Keberlanjutan UMKM Naik Kelas Melalui Digitalisasi
1. Holding Ultra Mikro ciptakan pertumbuhan bisnis baru
Lebih jauh Doddy menjelaskan bahwa strategi go smaller, go shorter, go faster dengan mengoptimalisasi sektor ultra mikro yang diterapkan BRII terbukti jitu mendongkrak kinerja bisnis.
Bahkan, Doddy mengatakan strategi tersebut juga sejalan untuk mendukung target 90 persen inklusi keuangan pada 2024 yang diusung Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Terlebih, BRI saat ini telah terkonsolidasi dengan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan PT Pegadaian dalam Holding Ultra Mikro.
Menurutnya aksi korporasi yang ditempuh BRI dengan memimpin Holding Ultra Mikro efektif untuk menciptakan pertumbuhan bisnis baru, terutama di sektor ultra mikro.
“Dengan bergabungnya Pegadaian dan PNM ke dalam BRI Group jadi spektrum produknya lebih banyak. Jadi kalau berhubungan dengan UMKM itu kita bicara macam-macam aspek. Ada yang membutuhkan kredit, atau baru empowering belum ke tahap pembiayaan, atau mungkin tidak bisa kredit jadi lewat Pegadaian,” imbuhnya.